Purnama
Pada setiap bulan purnama
Tidaklah aku tunggu pesawat yang gemerlap itu membawaku menuju semesta
Atau aku pinta pada bintang keemasan untuk menarikku dengan sinarnya
Atau aku kejar awan yang seringkali tidak terlihat
Untuk mendaratkanku di ceruk-ceruk kecil di rembulan kesayangan
Pada setiap bulan purnama
Tidaklah aku menangis, merengek-rengek pada dedaunan
Memohon kepadanya untuk berkumpul di dekatku
Membiarkan dirinya tertiup angin bersamaku
Menghentikan angin itu saat kami sampai
Di benda langit abu-abu yang tak pernah berhenti meminta pada matahari
Pada setiap bulan purnama
Yang aku lakukan hanyalah membiarkan tetes air mataku mengintip sedikit demi sedikit
Mempersilahkan bibirku melengkung tipis
Mengusap pipiku, tanganku, hidupku
Dan tertawa kecil dalam hening
Pada setiap bulan purnama
Yang aku lakukan hanyalah menghitung satu, dua, lalu tiga
Mempertanyakan apakah semuanya nyata
Atau hanya mimpi
Karena setiap rembulan yang benar-benar ada selalu berhasil membuat asaku kembali
Pada setiap bulan purnama
Yang aku lakukan hanyalah memohon
Untuk bisa bertemu lagi dengannya esok hari
Dan tidak menyia-nyiakan waktu saat menunggunya
Karena betapa aku ingin rembulan bangga padaku.
Aku ingin membuatnya memandangku dengan riang,
sebagai balas budi atas cahayanya yang selalu berhasil menghangatkan hariku.
hatiku.
-----------------------------------
dibuat seorang pencinta purnama (dengan maksud berdoa agar hari-harinya kembali diisi dengan cahaya rembulan)
22.22, on birinci yirmi iki, Adrnn.
Comments
Post a Comment