Posts

Showing posts with the label Puisi

two

she whispered in her heart, I was perhaps one of the luckiest as those lullabies were sung almost all the time by two voices

perspective

alone; it thought it would be in the midst of heavy rain all alone without a place to call home nor to warm its soul that it died all along; it thought it would be but then when the rain ended there came the rainbow smiling whispering, "O thou who thinks thou suffer shalt thou see the world once more and shalt thou be astonied by the felicity of the life thee live in." --------------------- "Life is a matter of perspective." I tried to use archaic English in this poem, such as thou (means 'you', subject form), thee (means 'you', object form), shalt (means 'shall'), and astonied (means 'amazing', according to Wikipedia ). Correct me if I am wrong, though! :)

gugur daun (2)

seperti dedaunan yang gugur, betapa ia hanya ingin bercengkrama dengan tanah namun yang terjadi ialah angin meniupnya jauh dari rimbun daun yang lainnya hingga sendirilah ia, dan bahkan tanah pun hanya sebentar diciumnya. seperti dedaunan yang gugur, betapa ia hanya ingin kembali namun yang terjadi ialah angin meniupnya jauh dari rimbun daun yang lainnya hingga tiadalah lagi alasannya untuk kembali meski untuk bercengkrama dengan tanah atau apa saja. seperti dedaunan yang gugur, betapa kini ia hanya ingin ditiup angin agar tak mesti kembali lagi. ------------------------------------------------- is it okay for a soul to come back when it does not have any reason to do so?

utopis

people told her she only needed to realize; and everytime she heard that she would nod, yet chuckles would be all over her heart and her thoughts would mumble "Isn't it what I have been trying all the time?" --------------------- bersama raga langit yang kian lama kian utopis aku bercengkrama; dan dalam detik yang berkejaran dengan takdir itu, aku menengadah membiarkan dari luka-luka di diriku mengucur darah hingga ia tumpah ruah dalam lara dan hening malam kusenandungkan elegi selayaknya burung menyenandungkan kicaunya seakan itu akan menemaninya di tengah sepi yang berbisik; dan di tengah kucuran air mata juga terus munculnya tetes-tetes merah yang membuat pucat memeluk raga dan tinggal kulit yang membalut tulang, kubiarkan puting beliung membawaku jauh semata agar ratap dan tangisku tidak ada yang tahu padahal andai aku sekali saja merenung di kala semuanya masihlah sebentar, akan kutahu bahwa selalu ada jemari yang bersedia dige

samudera

and so I asked, "Why, o very dear, why?" as her soul was as pure as the breeze yet she stood with those who were not as exemplary it was when she gazed far she answered, "It was them whom I met from the very beginning" ----------------- samudera tetap bergerak di kala ombak-ombak itu terdiam hingga di mata manusia seolah-olah demikianlah adanya samudera tetap bergerak hingga akhirnya ia bertubrukan dengan karang dan memutuskan untuk berdiam di sana selama yang ia bisa padahal karang itu tidak sepertinya tapi telah lelah ia, dan terlambat sadar ia bahwa ombak yang semestinya tempat kembalinya itu lupa diajaknya hingga ia tenggelam dalam kesendirian seperti sesosok hilang yang tak dirindukan beruntunglah ia karang itu senantiasa ada besar harapnya ia kan ada selama-lamanya.

Lebur dan Lepuh

biarlah yang demikian itu menghujan hingga suatu saat menyembuhkan yang lebur dan lepuh biarlah yang demikian itu menghilang sementara siapa tahu di waktu yang tepat menghidupkan yang lebur dan lepuh biarlah yang demikian itu meresapi dunianya mungkin saja tetiba ia mengembalikan diri yang lebur dan lepuh

senantiasa

ada yang senantiasa mengukir senyum; dengan cukuplah ia menjadi dirinya sendiri canda tawanya tutur jujurnya binar matanya segala lebih kurangnya ada yang setiap masa menghadirkan tawa; dengan cukuplah ia menjadi diri sejatinya tulus hatinya sigap langkahnya raut wajahnya segala tingkah lakunya ada yang selalu di sisi padahal  diri ini tak hanya diisi senyum dan tawa melainkan juga tangis rindu lelah ragu tapi ia tetap ada; mengajak diri tumbuh dan mendewasa. terima kasih. -------------------------------- untuk sahabat pertama saya di Depok; semoga saya juga bisa seperti kamu, dan semoga ini semua ada selama mungkin yang ia bisa, dan semoga itu berarti selama-lamanya .

seperti

seperti embun pagi ia merintik menyegarkan dedaunan yang semestinya gugur; dikembalikan bumi melalui cekaman yang kali pertama dirasakannya seperti matahari ia lantas menyinari menumbuhkan kembali daun-daun itu hingga rimbunlah ia dan menjelma menjadi pohon-pohon berbunga; semoga akan harum ia selama-lamanya seperti rintik dedaunan gugur seperti cahaya mentari bunga-bunga memanjakan mata semoga hari ini dan berikutnya demikian senantiasa --------- untuk salah satu teman terbaik yang senantiasa membuat saya membangun diri dan mengisi dunia saya dengan senyum dan canda tawa saya beruntung; terima kasih banyak semoga selalu begini adanya, ya :)

Merindu

Langit temaram; tanpa terasa waktu telah berlari pergi sejak lama namun pipit itu masih hinggap di pepohonan menanti induknya yang tak kunjung datang Pipit itu dahulu terbang tertatih-tatih jatuh bangun beberapa kali dan tiap kali jatuh induknya akan memeluknya erat membawanya kembali mengajarinya agar tidak jatuh lagi Tadi ia terbang bebas di udara untuk pertama kali, tidak perlu lagi dituntun induknya maka kicaunya pun nyaring, seakan ingin mengabari induknya bahwa kini ia sudah bisa, dan berharap bahwa itu cukup untuk membanggakannya Tapi ketika ia kembali induknya, yang binar matanya ialah semangat pipit itu alasannya merentangkan sayap setiap waktu, pergi tanpa berkicau apapun atau sekadar menggoreskan kaki-kaki mungilnya di dedaunan ranting kulit pohon; apapun untuk mengabari pipit itu Maka pipit itu pun menunggu menunggu hingga senja menyapa malam berselimut pagi tersenyum dan siang menyala; menunggu selama-lamanya. Pipit itu merindu.

sudah terlalu banyak

memang sudah terlalu banyak yang berubah, hingga mungkin jadi terlambat untuk kembali sekalipun ia ditempuh dengan berlari katanya segala sesuatu pastilah ia memiliki maksud dan arti; tapi yang kali ini maksudnya bagaimana? apa ada yang berkenan menjelaskan? mungkin diri sedang diajarkan tentang hidup dan bagaimana semestinya tetap tumbuh menghadapi setiap kejadian atau diri sedang diberitahu akan betapa pilihan itu berarti, sehingga semestinya harus dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya ada yang harus dipertahankan dan nyatanya, dalam melakukannya, memang ada yang harus dikorbankan; dan semua ini cukuplah menjadi pengingat bagi diri di masa yang akan datang.

seperti senja

temaram dan memudar; dulu ia pikir bahagianya kini hilang perlahan-lahan; dulu ia pikir jiwanya kini seperti senja; dulu ia pikir hidupnya kini tapi lantas semua itu hanyalah ujar hatinya yang hampir saja beku, yang rasanya sempat mati karena merasa ditinggal sendiri bersyukur ia karena di saat seperti itu nyatanya ada yang senantiasa membawakannya lilin, menghangatkan hatinya jiwanya hingga dirinya tahu, boleh jadi diri terasa sepi karena hangat itu tidak ada setiap detik tapi sebenarnya yang demikian itu pun cukup untuk menghidupkannya kembali dan tidak pernah mati lagi -------------------- untuk yang rela direpotkan, yang selalu mau membantu, yang selalu mendengarkan sesibuk apapun, nasi goreng, kopi, tugas, hujan, payung , kertas, tidur ; sampai kapanpun tidak akan pernah terbalas terima kasih, ya semoga hangat dan canda tawa bersama kalian ada selama mungkin

Rindu

untuk yang merindu rumah ia ingin digenggam jemarinya ditimang-timang dirinya; dilempar ke udara untuk kemudian didekap selama-lamanya ia terbayang dicium pelipis keningnya dituntun ketika tertatih langkahnya disenyumi karena mengundang canda tawa perilakunya; dicintai karena kehadiran nya ia rindu hingga sesak hatinya dan sesak itu tumbuh ditumpuk hidup perlahan-lahan hingga dirinya terlalu lelah dan wajahnya memberontak; tersenyumlah dirinya seakan sesak itu tidak pernah ada

Ingin

jatuh lagi entah apa; jenuh, mungkin atau sekadar rindu kalau dulu jenuh pun ada yang pintunya selalu terbuka lebar untuk diceritakan untuk dipeluk selama mungkin; walau memang diri ini tidak sering melakukannya kalau dulu jenuh pun ada yang selalu menyimpan canda tawa untuk dibagi bersama dengan penuh kehangatan atau sekadar menonton layar kaca, seraya bersenda gurau bukannya kini tidak lagi menyenangkan; ada bagian-bagian baru yang mendengarkan cerita yang menyimpan canda tawa tapi tetap saja ada yang berbeda ingin diri setiap waktu, ketika menengok ke kiri di pagi hari, tidak sendiri ingin diri setiap saat, ketika butuh bercerita tidak harus berpikir dua kali, yang mana, siapa karena diri sudah tahu siapa yang dipercaya ingin diri setiap detik, ketika jatuh ada yang mengerti ada yang menenangkan hati ada yang membuat diri merasa cukup dan mengetahui ke mana harus mengadu dan berlabuh -------------------------- Is missing those who I can r

biru jingga

biru dan denting suara mengitari saya kala saya menemukan kamu begitu menenangkan dengan segala ucap dan senyum yang selayaknya embun pagi yang lembut menyirami hati jingga dan suara kereta mengelilingi saya kala saya melihat kamu begitu menjulang, ada bagi semua orang sedang saya di sini masih saja meratap; untuk apa? biru jingga dan setiap suara mengingatkan saya bahwa di segala jatuh luka rintik pastilah ada senyum yang disimpannya; dan kali ini senyum itu ialah kamu karena kamu sedemikian baik pada saya dan semua orang biru jingga dan setiap suara seakan menampar diri saya yang jadi bertanya-tanya apa yang sudah saya berikan untuk kamu dan dunia sehingga dapat berhenti sejenak dan meratap padahal apalah jatuh kali ini terjerembap pun tidak? ------------------------- kamu refers to semua yang telah ada untuk saya ; terima kasih, ya.

hati bertanya

kadang hati bertanya apa semestinya demikian adanya; hanya senyum dan hanya tawa katanya hati terbuka tapi apa memang demikian adanya; bahkan tangis tiada pernah terlihat bahkan senyum menyembul walau hati tak sama bisiknya harus ada yang bertanggungjawab harus ada yang bergerak tanpa tangis, tanpa rintik tapi apa memang seharusnya; sepertinya sedikit saja boleh dibagi untuk bersama tapi diri tidak bisa selain melalui untaian kata yang bahkan tidak tampak maknanya

alam

batu embun tawa hujan hatinya ialah batu ia bergeming meski jatuh seperti embun; merintik sedikit demi sedikit jiwanya tetap tawa dan tawa menjaganya dari terkikis oleh hujan hingga tinggal cerita kepada alam ia tersenyum berkontemplasi pada daun yang gugur " mengapa diri tidak jatuh? apa sudah terlalu terbiasa; sungguh luar biasa." ------------------------------- Alhamdulillah wa syukurillah.

Bintang

debur ombak dan bintang-bintang menduduki langit dan bumi yang biru ini tiadalah waktu di mana mereka dapat berpangku tangan ombak berbunyi bintang berkelip dan di antaranya hanya ada bayangan semu yang membuat manusia berlari ke tengah samudera karena ingin mengejar bintang namun yang didapat hanyalah hilang jiwa jadilah ombak berdebur kadang lemah kadang kuat semata agar tiada lagi manusia yang terperosok ke dalamnya semata untuk mengejar bintang yang bahkan hanya bayangan; walau ia selalu dan selalu ingin dapat melihat bintang, meski sekadar refleksinya ...perahu bergoyang di atas ombak membuat ombak ingin berlari, mendayung menuju langit.

mengapa bersedih?

Desember 2015 mengapa bersedih? tanah berujar lembut pada langit setelah butiran-butiran air membelainya sedikit demi sedikit... langit pun hanya bisa menggeleng bibirnya melengkung, memaksakan senyum ujarnya dalam hati, ini bukan sedih ini rindu; rindu akanmu, yang hanya bisa aku jangkau dengan air mataku.

ada kalanya

ada kalanya mimpi yang disemai sedari dulu, yang lantas disirami dan dirawat setiap hari hingga saat penentuan tiba, tidak diberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang ada kalanya cita yang mengisi hati dan jiwa, yang lantas dirapal dalam setiap doa ditulis dalam setiap keinginan, tidak menjadi apa yang mengisi hidup kita lebih dari sekadar dalam angan ada kalanya demikian, tapi tak lantas berarti akan selalu begitu adanya; manusia berusaha berdoa sedang apa yang menanti di masa depan hanya Tuhan yang tahu yang paling baik, paling tepat bagi hamba-hamba-Nya. H-3 pengumuman SBMPTN Ya Allah, semoga mimpi kami semua memang yang terbaik dan semoga hati kami dikuatkan apapun yang menanti

Tersisa

tidaklah langit menjelma menjadi kelabu, katamu di antara sayup-sayup adzan subuh; sendu tidaklah seperti kelambu yang memayungi pemiliknya dari apa-apa yang mengganggu dan tidaklah batu merelakan dirinya menjadi tanah liat, kataku menimpalimu dunia hanyalah untuk orang-orang yang kuat walau mengalah belum tentu lemah; yang menjadi ilustrasi diri manusia bukan untuk ditinggalkan begitu saja biarlah semua berjalan sebagaimana mestinya sedang apa yang tersisa waktu yang akan menjawabnya. ----------------- Semoga yang terbaik.