seperti senja

temaram dan memudar;
dulu ia pikir
bahagianya kini

hilang perlahan-lahan;
dulu ia pikir
jiwanya kini

seperti senja;
dulu ia pikir
hidupnya kini

tapi lantas
semua itu
hanyalah ujar hatinya
yang hampir saja beku,
yang rasanya sempat
mati
karena merasa ditinggal sendiri

bersyukur ia
karena di saat seperti itu
nyatanya ada yang senantiasa membawakannya lilin,
menghangatkan hatinya
jiwanya
hingga dirinya tahu,
boleh jadi diri terasa sepi
karena hangat itu tidak ada setiap detik
tapi sebenarnya
yang demikian itu pun
cukup
untuk menghidupkannya
kembali
dan tidak pernah mati lagi
--------------------
untuk yang rela direpotkan,
yang selalu mau membantu,
yang selalu mendengarkan sesibuk apapun,
nasi goreng, kopi, tugas, hujan, payung, kertas, tidur;
sampai kapanpun
tidak akan pernah
terbalas

terima kasih, ya
semoga hangat dan canda tawa bersama kalian
ada selama mungkin

Comments

Popular posts from this blog

Favourite Scenes in Meet the Robinsons!

Pigg, Apaan Tuh?

Film Soekarno: Indonesia Merdeka Trailer