Pukul Sebelas
pukul sebelas
malam sudah pekat
semua sunyi senyap
temaram satu yang bersisa
pukul sebelas
dan ia masih tidak dapat terlelap;
dalam gelap ia berbisik
pada rembulan
yang tampaknya tidak berniat mendengarnya
karena semakin ia berkata,
semakin temaram itu padam
pukul sebelas
dan ia masih dengan menggebu-gebu bercerita
seakan tidak merasa
tidak didengar
padahal ia tahu,
sangat tahu,
ia hanya tidak ingin
sama sekali tidak ingin
berhenti berharap.
ialah pungguk,
yang tidak pernah lelah merindu.
(dan akulah pemimpi,
yang berharap mencapai tinggi)
------------------------------
Siap?
Comments
Post a Comment