Posts

Showing posts from October, 2016

sudah terlalu banyak

memang sudah terlalu banyak yang berubah, hingga mungkin jadi terlambat untuk kembali sekalipun ia ditempuh dengan berlari katanya segala sesuatu pastilah ia memiliki maksud dan arti; tapi yang kali ini maksudnya bagaimana? apa ada yang berkenan menjelaskan? mungkin diri sedang diajarkan tentang hidup dan bagaimana semestinya tetap tumbuh menghadapi setiap kejadian atau diri sedang diberitahu akan betapa pilihan itu berarti, sehingga semestinya harus dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya ada yang harus dipertahankan dan nyatanya, dalam melakukannya, memang ada yang harus dikorbankan; dan semua ini cukuplah menjadi pengingat bagi diri di masa yang akan datang.

The Cure

The cure. I thought it was the cure. Her heart whispered as she walked past the road. The wind touched her cheeks gently as it made some of the leaves fall from their trees; the condition should have made any life, any soul, be peaceful. But she was not. At all. Why? She asked. I ignored all the rules for the cure, but this is what I get? She really would like to go into tears, but she didn't have them anymore. Her heart was all afraid. Afraid of what? She didn't know. What she knew was she hoped that the cure wouldn't make her heart afraid again but it didn't happen. It started to rain, but she didn't run. She loved the rain, and that time, she needed it. She walked and walked; and she saw some children dancing in the rain. They were so happy that it made her envious. But as soon as she started being envious, she realized something. They were dancing yet still selling things to keep alive. Her heart was probably struggling to live at the moment, but at least

seperti senja

temaram dan memudar; dulu ia pikir bahagianya kini hilang perlahan-lahan; dulu ia pikir jiwanya kini seperti senja; dulu ia pikir hidupnya kini tapi lantas semua itu hanyalah ujar hatinya yang hampir saja beku, yang rasanya sempat mati karena merasa ditinggal sendiri bersyukur ia karena di saat seperti itu nyatanya ada yang senantiasa membawakannya lilin, menghangatkan hatinya jiwanya hingga dirinya tahu, boleh jadi diri terasa sepi karena hangat itu tidak ada setiap detik tapi sebenarnya yang demikian itu pun cukup untuk menghidupkannya kembali dan tidak pernah mati lagi -------------------- untuk yang rela direpotkan, yang selalu mau membantu, yang selalu mendengarkan sesibuk apapun, nasi goreng, kopi, tugas, hujan, payung , kertas, tidur ; sampai kapanpun tidak akan pernah terbalas terima kasih, ya semoga hangat dan canda tawa bersama kalian ada selama mungkin

Rindu

untuk yang merindu rumah ia ingin digenggam jemarinya ditimang-timang dirinya; dilempar ke udara untuk kemudian didekap selama-lamanya ia terbayang dicium pelipis keningnya dituntun ketika tertatih langkahnya disenyumi karena mengundang canda tawa perilakunya; dicintai karena kehadiran nya ia rindu hingga sesak hatinya dan sesak itu tumbuh ditumpuk hidup perlahan-lahan hingga dirinya terlalu lelah dan wajahnya memberontak; tersenyumlah dirinya seakan sesak itu tidak pernah ada

Ingin

jatuh lagi entah apa; jenuh, mungkin atau sekadar rindu kalau dulu jenuh pun ada yang pintunya selalu terbuka lebar untuk diceritakan untuk dipeluk selama mungkin; walau memang diri ini tidak sering melakukannya kalau dulu jenuh pun ada yang selalu menyimpan canda tawa untuk dibagi bersama dengan penuh kehangatan atau sekadar menonton layar kaca, seraya bersenda gurau bukannya kini tidak lagi menyenangkan; ada bagian-bagian baru yang mendengarkan cerita yang menyimpan canda tawa tapi tetap saja ada yang berbeda ingin diri setiap waktu, ketika menengok ke kiri di pagi hari, tidak sendiri ingin diri setiap saat, ketika butuh bercerita tidak harus berpikir dua kali, yang mana, siapa karena diri sudah tahu siapa yang dipercaya ingin diri setiap detik, ketika jatuh ada yang mengerti ada yang menenangkan hati ada yang membuat diri merasa cukup dan mengetahui ke mana harus mengadu dan berlabuh -------------------------- Is missing those who I can r