Posts

Showing posts from 2014
...tapi aku percaya, Allah selalu tahu yang terbaik bagi makhluk-Nya. Aku tahu, dan aku yakin akan itu.

redup (bukan berarti padam)

Sayup-sayup disembunyikan di antara hujan dan adzan; orkestra yang menjelma menjadi titik balik seorang manusia yang tempatnya duduk terhalang tirai kuning. Sebutir demi sebutir air membasahi pipi, membuat parasnya awut-awutan, namun dia tidak peduli, sungguh, tidak peduli karena yang terpenting untuknya, apa yang dia petikan selama ini terbebas sudah; mengalir bersama barisan panjang air mata. Sinar lampu yang temaram menidurkannya dalam bunga-bunga yang tumpah ruah; seperti mengerti perasaan hatinya seperti... membimbingnya. Telah kembali dia dari tidurnya yang panjang, dari jarum panjang penanda jam yang berputar terus sampai kelelahan namun tidak membuatnya menapakkan kakinya menuju apa yang dulu disimpannya matang-matang, dekat sekali di depan keningnya agar dia tidak pernah lupa untuk segera menggapainya. Telah kembali dia dari hibernasinya, dari tanah yang menahan beban sampai habis kekuatannya namun tidak membuatnya tergerak untuk melangkah menuju apa yang dulu dipikirkannya se

Mimpi

Adriana kecil tersenyum saat menyerahkan tugasnya. Dia teringat bagaimana guru yang mengajar mata pelajaran IPS memberikan tugas kliping untuk kelasnya. Dia pun mengerjakannya, bukan berbentuk kliping dari koran, melainkan sebuah artikel yang ayahnya cetak dari internet. Saat itu dia bangga sekali. Dia membayangkan bagaimana gurunya akan berlari dan memberikan beasiswa untuknya karena itu. Hal yang lucu, memang, namun cukup wajar mengingat dirinya yang baru kelas 2 SD. Apalagi dia berusia paling kecil di antara yang lain. Aku sedang berusaha bangkit dari keterpurukanku atas kegagalanku saat mengingatnya. Kegagalan? Yah, aku punya cita-cita. Cita-cita yang berkobar begitu terang, apalagi saat dia sudah begitu dekat, sudah di depan mata. Namun dia, medali itu, memang bukan takdirku. Aku pun tersenyum. Ya, tersenyum. Untuk pertama kalinya setelah menangis, menangis, menangis, dan menangis lagi, aku benar-benar tersenyum. Aku harap, teman-temanku yang juga belum berhasil juga telah menemuk
...dalam sebuah musik, aku kembali  menuju masa laluku. Setiap melodi yang kudengar darinya, mengingatkanku akan apa yang aku lakukan dulu; ya, untuk mencapai apa yang aku cita-citakan kala itu. Setiap alunan yang kuresapi dalam-dalam, mengembalikanku pada semangat yang dulu begitu membara; ya, untuk menghidupkan harapan yang dulunya terasa tak mungkin, namun tidak pernah mati. Setiap nada yang menenangkan hati, membuatku percaya, dengan segenap usahaku, doa yang kuselipkan setiap waktu... bila memang mimpi itu takdirku, suatu hari nanti, ya, suatu hari nanti, aku pasti mencapainya. Dan siapa yang tahu, satu tahun kemudian aku benar-benar berdiri di atasnya. Dengan senyumku yang mengembang, dengan teriakan bahagiaku, dengan tangis pertanda haru. hari ini, izinkan aku memulai pencarianku lagi. karena usaha itu selalu terlihat manis. Bismillaah, Ya Allah, bismillaahirrahmaanirrahiim.
i'm feeling blue, as blue as it could be, but as far as I know, blue is a great colour. so why, why blue in feeling is the one that totally ruins everything? i'm feeling blue, as blue as it could be, but as far as I know, people love the colour blue. so why, why blue in feeling is the one I hate so much?

Tumbuh

kunaiki tangga menuju rumah pohon bersembunyi dibaliknya dengan tertawa-tawa, membuatmu mencariku kulipat kertas-kertas menjadi ratusan bahkan ribuan origami dengan begitu teliti, membuatmu terkagum untuk kemudian tersenyum lebar saat membawanya berlari denganmu aku ingin tumbuh bersamamu aku ingin melihatmu berkembang dari anak kecil yang menyukai permainan sampai dewasa nanti, saat dirimu menjadi tumpuan banyak orang aku ingin tumbuh bersamamu aku ingin selalu berada di sampingmu apapun yang terjadi agar saat senang nanti, kamu memiliki tempat bercerita dan pada waktunya sedih, kamu punya seseorang yang akan membimbingmu untuk bangkit kembali aku ingin tumbuh bersamamu aku ingin menyaksikan bagaimana senyum di wajahmu itu semakin terlihat bahagia setiap harinya aku ingin tumbuh bersamamu.

benci

aku benci akan detoksifikasi peroksida-peroksida itu sudah keburu menabrakkan diri pada setiap partikel tubuhku dikeluarkannya dirinya dari kantung bermembran itu menyatukan diri dengan sekitar memohon dengan manis untuk berkenalan memicu apoptosis di sekujur badanku aku benci akan friksi sebelum aku sempat mengkalkulasi dengan koefisien yang kuhapal di luar kepala ia sudah mengaburkan dirinya; membuatku kembali jatuh ke dalam lubang yang sama aku benci akan pertidaksamaan karena hanya ialah yang dapat diperkirakan nilainya kisarannya sedang ketidaksamaanku dengan manusia-manusia di depanku di kanan atau kiriku di bagian yang tidak bisa dijangkau mataku tetap menjadi kode-kode yang tidak pernah bisa dipecahkan aku benci sungguh, aku benci edisi budak tilu lagi galau mau ulangan (maksud benci di sini bukan benci pelajarannya) detoksifikasi: pengeluaran racun dari tubuh peroksida: zat yang memiliki oksigen berlebih dari biasanya, misal hidrogen peroksida (H2O2). Pada sel hewan merupakan

Supernova

biarkan aku berlari dari semesta menuju konstelasi yang menembus batas pikiran manusia galaksi-galaksi imajiner, dengan bintang pijar yang bertaburan biarkan aku berpaling dari semesta menuju supernova; hingga aku tinggalah buih yang merayap debu yang berterbangan, untuk kemudian berkumpul dalam putaran, dan menjadi teman hidup bagi planet-planet yang tak pernah tidak ditemani kesepian biarkanlah aku pergi tanpa berucap karena aku akan memberikanmu tanda mata paling istimewa ia akan melarutkan seluruh energimu, pikiranmu, jiwamu menelannya bulat-bulat dalam kekuatan magis yang tiada terlihat ia akan menguraikan mimpi-mimpimu, sebelum kamu sempat berkata bahkan satu alfabet menjemputnya untuk menjadikannya doktrin; membutakanmu dengan fenomena pemanja mata; pelangi aurora bintang jatuh sampai kamu kehilangan keseimbanganmu dan terperangkap di dalamnya biarkan aku menjadi supernova dan kita akan bersatu dalam suatu masa di mana kamu di mana aku tinggalah partikel, awal dari terbentuknya

kangen.

Kasih tau aku caranya nginget kenangan paling indah tanpa kepengen balik lagi ke sana. Kasih tau aku caranya nginget kenangan paling luar biasa tanpa berandai-andai untuk balik ke keadaan yang sama. ...karena kenangan emang susah dilupain, apalagi yang sarat makna dan cerita. Iya ga? Aku selalu, selalu, selalu pengen balik ke camp olim-nya Pasiad. Mulai dari temennya, suasana belajarnya, gurunya, selai cokelat khas KB yang enak banget, sampe bahkan pelajarannya yang udah nggak ngerti lagi deh kok ada yang ngerti:( Aku kangen. Asli kangen banget. Suasananya tuh beda... beda banget. Dan oh iya di situ aku ngerasain banget, betapa yang pinter tetep rendah hati dan mau berteman sama yang nggak ngerti apapun (baca: aku). Aku yang ga bisa apapun, aku yang yaaah hanya bersandar sama faktor lucky (camp olim adalah saat capcipcup dan "ini kali ya" sudah biasa, buatku)... tetep aja, tetep aja semuanya tuh pada main sama aku. Aku yang sama sekali nggak rajin sendiri, yang main game mulu

Denting

i stirahat pertama, adalah saat di mana denting lah senandung penyemangat jiwa kebutuhan perut menjadi tiang hidup utama bagi para tua yang semangatnya tetap muda yang membawa manusia-manusia dengan celotehan riang atau langkah yang tertatih atau tangis yang tetap manis; manusia-manusia harapan masa depan bagi manusia-manusia itu - anak-anak kecil itu segalanya adalah permainan demikian pula bagi mereka yang menggantungkan nasib pada denting-denting itu, segalanya adalah permainan; permainan hidup di mana mereka menyimpan harapan untuk hidup layak makan enak dan terutama, untuk mencetak anak-anak yang cerdas, tempat mereka di kemudian hari bisa  menggantungkan hidupnya anak-anak itu berlari dan manusia-manusia lainnya; orang tua mereka menatap dengan bahagia obrolan pun menghangat, selayaknya kopi dan sup yang mengebul seakan bermaksud menggoda dan dari obrolan itu dapat terdengar dan dari tatap mata mereka dapat terlihat, bahwa dalam hati mereka harapan agar buah hati mereka selalu be

subject: to all my friends, danke 999x!

Image
ulang tahun. ulang tahun artinya tambah tua, bukan sih? yah akhirnya 28 November kemarin, sampai juga aku di 15 tahun. Ya Allah. Nggak kerasa, perasaan baru kemarin TK (kalo pas lahir mah ga inget kan :))).... Kemarin itu seneng banget. Ada yang langsung ngucapin, tapi... kelasku engga. Padahal yang beda lantai di sekolah aja udah pada ngucapin. Not that I really wanted them to congratulate me, tapi mereka ngomongin ulang taun orang lain mulu jadi greget haha. Apalagi Devi, Kirana, Sasha, Peye, Bellin sama Junna juga udah dari jauh-jauh hari ngeledekin mulu mau ulang taun (kalo Junna sih kalem soal ginian jadi ga begitu sering wkwk). Apalagi Deviii huhu kita bareng mulu ke mana-mana hari itu, ada yang ngucapin pas kita jalan bareng tapi dia ga ngomong apa-apa masa. Bellin juga, Bu Wiwin wali kelas aku ngucapin di depan dia tapi dia nanya "selamat apa bu?". Terus kata Bu Wiwin, "lupa yaa." Akhirnya aku mutusin buat nggak peduli. Watir ga:( ya tapi ga apa lah, X Aksel

mimpi

"Dulu kami melukis langit dan membebaskan imajinasi itu lepas membumbung tinggi. Aku melihat awan yang seperti benua Amerika, Raja bersikeras awan yang sama berbentuk Eropa, sementara Atang tidak yakin dengan kami berdua, dan sangat percaya bahwa awan itu berbentuk benua Afrika. Baso malah melihat semua ini dalam konteks Asia, sedangkan Said dan Dulmajid sangat nasionalis, awan itu berbentuk peta negara kesatuan Indonesia. Dulu kami tidak takut bermimpi , walau sejujurnya juga tidak tahu bagaimana merealisasikannya. Tapi lihatlah hari ini. Setelah kami mengerahkan segala ikhtiar dan menggenapkan dengan doa, Tuhan mengirim benua impian ke pelukan masing-masing. Kun fayakun , maka semula awan impian, kini hidup yang nyata. Kami berenam telah berada di lima negara yang berbeda. Di lima menara impian kami. Jangan pernah remehkan impian. walau setinggi apapun. Tuhan sungguh Maha Mendengar. Man jadda wajada , siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil..... " - Negeri 5 Menara , Ah

Pipit (Lagi)

akulah pipit yang kamu lepaskan dari bimbinganmu, kasih dan sayangmu aku merasakan dunia sejak itu, dan seiring waktu aku merasa semuanya berbeda tanpa hadirmu. maka aku kelimpungan mencarimu dalam asa yang putus api yang padam letih yang lelah, aku melihatmu mengintip dari balik pohon beringin yang rindang, memandangiku dengan senyum, namun dapat kulihat air mata mengalir deras di pipimu; ternyata kamu masih ada di sana untukku, mengawasiku, menuntunku, mencintaiku . jadi kugerakkan sayapku sampai habis jerih payahku kukejar dirimu kuhampiri kamu hingga aku dapat merasakan kepakan sayapmu harum tubuhmu tarikan napasmu lalu kupeluk tubuhmu untuk menghangatkan diriku ragaku yang basah kuyup karena hujan, dan lebih lagi, jiwaku yang mendingin tanpamu. senyummu pun memenuhi pipi dan segera kamu hapus air mata yang mengalir di wajahmu itu, s eakan tidak mengizinkanku tahu dan suaramu yang setenang riak air itu berujar, "Kamu boleh tetap begini dengan satu syarat; jangan pergi lagi, it
" Never study to be successful, study for self efficiency. Don’t run behind success. Follow behind excellence, success will come all way behind you .” - Ranchoddas Shamaldas Chanchad, 3 Idiots (2009) Besok hari pertamaku UAS sejak naik dari SMP ke SMA, sejak pindah dari swasta ke negeri, sejak mutusin buat pindah ke aksel dari reguler. Berarti... besok bakal jadi sejarah kan? Wkwk lebay gini ya. Bismillaah, semangat semuanya :) Karena dengan mempelajari ilmu, kita sedang berusaha untuk lebih mengenal-Nya. Ilmu loh, bukan nilai. Bismillah bismillah bismillah!
"Kenapa sih, ada banyak orang yang pinter banget?" ujarku, merengut. Aku merasa bodoh sekali. "Yang penting itu sifat. 2% dari seluruh umat manusia punya IQ di atas 140 loh kak, jadi setiap 50 orang ada 1 (atau 2, aku agak lupa). Jadi yang hebat kepintarannya itu banyak, tapi yang ngebedain itu karakter. " - Ibu I promise you, Mom, I'll try as hard as I can to make you proud. Thank you for all your support, your wise words... your expressions of love to me. I don't know what I would do without you here, beside me. I know you're tired of hearing me complaining every time, about how hard life is, how I'm tired of keep failing, how I feel under pressure and I just can't bear it anymore.... Well, my heaviest pressure is, actually, I can't see you being disappointed with me; in this case, my progress at school. I pray and pray everyday, to be better at school so that I won't see sadness in your face; yours, and Dad's. I never want t
I used to think winning or achieving something is everything. I used to break into pieces when I fail... be broken a lot and cry a lot, too. ... ... No, I still do feel that way. I'm trying not to... but it's really hard, I have to admit. My way of thinking has changed, though. It will never be the same again, inshaallah. Winning isn't the same with being recognized by others; either because of your intelligence, your achievements, etc. Winning is when you're brave enough to take a step further from where you already are, not afraid of the consequences that'll follow even though you don't have any clue about it... in my opinion, winning is the bravery to be a step ahead. The result? I guess it's not really important... well, in some way it does, it really does. But even if you're failing, you'll learn something: what to do and what not to do. And what's more important than a lesson?

Perahu Kertas

teruntuk Maharani Devira Pramita . Seorang anak kecil berpakaian lusuh Berwajah serius di antara serakan-serakan kertas beraneka warna Wajahnya penuh debu, memang, namun pancaran dan sorot matanya yang berbinar, tidak sekalipun dapat disembunyikan realita; nasibnya yang terlihat pahit. Semua orang memandangnya dengan bingung, salah seorang bahkan memarahinya, karena betapa tidak pentingnya perilakunya... betapa tidak mengubah nasib, ujar orang itu. Namun anak itu bergeming, peluhnya ia usap dengan kain yang membaluti tubuhnya Ia tetap bermain dengan kertas-kertas itu sampai jadilah satu yang terlihat bentuknya, perahu... perahu kertas. Segera ia raih pulpen yang ia ambil diam-diam dari teman sebangkunya yang tinggal di rumah mentereng dan ia tulis sebuah pesan rahasia, dengan takut-takut; khawatir akan ada yang tahu. Aku akan punya perahu s eperti ini , saat aku besar nanti . Maka berlarilah ia, menuju sumber air terdekat Dan perahu kertas itu pun melaju mengikut

Pipit

Anggaplah aku burung pipit; burung pipit kecilmu. Dan hari itu, kamu biarkan aku melaju dengan kepakan-kepakan sayapku yang dulu aku tidak mampu gerakkan, tanpa bimbinganmu di sisiku. Anggaplah aku burung pipit; burung pipit kecilmu. Hari itu, kamu lepaskan aku dari sangkar kamu biarkan aku merasakan dunia bagaimana udara membuat menggigil hujan merintik membasahi pipi dan meresapi warna-warna dunia, yang begitu cerah, begitu indah. Aku berterima kasih padamu, untuk semua yang telah kamu perbuat untukku. Aku tidak mau lagi kamu menanggungku, dengan bebanmu yang sudah berat seperti itu. Jadi biarkanlah aku berlalu dengan waktu Namun, jangan sekali-kali melupakan yang dulu pernah ada. Karena itu akan menjadi sebuah pengalaman, yang membawa kita melangkah terus ke depannya. Aku tahu itu, kali ini aku tahu. -------------------------------------- untuk canda tawa karena teh serai , hampir dua tahun lalu.
Sometimes it's not the fact that you have everything that makes you smile happily. Sometimes, it happens when you know you have nothing. You will know how your family and your friends want you to smile again, what they would do to make that happens. You will also know how God loves you. How He, as our Creator, makes you see the world the way you never did before. How He loves us that He gives us guidance to be better and better every day, to achieve what we would like to achieve... to be grateful on every situation. I'd like us to think this way. It's hard, I know. But when we do, our life will never seem so hard again. Will it? ------------------------------- Fabiayyi aalaa irabbikumaa tukadzdzibaan. (Q. S. Ar-Rahmaan 55)

5 Seconds of Summer: Amnesia

I drove by all the places we used to hang out getting wasted I thought about our last kiss, how it felt the way you tasted And even though your friends tell me you're doing fine Are you somewhere feeling lonely even though he's right beside you? When he says those words that hurt you, do you read the ones I wrote you? Sometimes I start to wonder, was it just a lie? If what we had was real, how could you be fine? 'Cause I'm not fine at all I remember the day you told me you were leaving I remember the make-up running down your face And the dreams you left behind you didn't need them Like every single wish we ever made I wish that I could wake up with amnesia And forget about the stupid little things Like the way it felt to fall asleep next to you And the memories I never can escape 'Cause I'm not fine at all The pictures that you sent me they're still living in my phone I'll admit I like to see them, I'll admit I feel alone And

Kompeni

Hari ini kugenapkan perjuanganku Bertahun-tahun sudah kukerahkan seluruh jiwa dan ragaku Untuk menusuk rusuk para perusuh Para kompeni yang tanpa tahu malu memenjarakan rakyatku dalam kesengsaraan Di atas tanah surga, Ibu Pertiwi Indonesia Aku ambil langkahku menuju sebuah rumah bercat putih Di sana nantinya akan aku gunakan mulut dan pikiranku bukan lagi kekuatan tanganku Untuk mengusir para penjajah Yang merasa jadi raja di negeri yang bukan miliknya Maka sampailah aku di depan rumah putih itu Aku tegapkan badanku, supaya lawan-lawanku itu tahu Aku tidak gentar ataupun takut dalam memperjuangkan nasib para penduduk di hadapan mereka, pendatang tidak tahu diuntung Dor! Satu bunyi itu menghentikan langkahku langkah dan degup jantungku degup jantung dan perjuanganku perjuanganku, dan kebodohanku sudah percaya pada hal yang mereka sebut niat baik. Air mataku mengalir deras di pipi. Bukan karena sakitnya luka tapi betapa kegagalan perjuangan itu menyayat asa Amp

Asimtot

Kamu seperti asimtot Dekat, namun tetap berjarak Dan seberapa besarpun usahaku untuk merengkuhmu ataupun perlakuanmu untuk ada di sisiku kamu tetap ada, tapi tidak terasa dengan nyata. Kamu seperti asimtot Adalah suatu keharusan untuk mencarimu, namun setelah itu apa? Jalanmu tetap tidak bersimpangan dengan jalanku Dan seberapa banyakpun keinginanku untuk memilikimu ataupun mimpimu untuk mencapaiku kita tetap tidak ditakdirkan untuk bersatu. Mungkin memang bukan garis kita. ( iya, ini lagi galau gara-gara pelajaran matematika tadi di kelas belajar asimtot gituu haha. Asimtot = garis yang dijalar/didekati oleh garis grafik fungsi, tapi nggak pernah bisa dipotong)

Izinkan Aku

Izinkan aku bergabung denganmu; kamu, dan bukan yang lain, dan pada saat-saat itu, biarkanlah aku menyelami hidupmu sampai ke titik di mana tidak ada lagi yang menyimpannya kecuali aku, kamu, dan Sang Pencipta. Izinkan aku berpadu denganmu; satu dan hanya dirimu. Dan pada kesempatan itu, janganlah hentikan keberanianku untuk mengubah yang telah ada, menjadi lebih baik bagi dirimu dan diriku. Izinkan aku bersatu denganmu; bukan, bukan aku... izinkan hidupku bersatu dengan hidupmu. Jadikanlah itu awal yang baik bagi kita, karena setelah itu, masih ada dunia yang harus kita arungi bersama-sama. Dan selama itu bersama mu , aku tidak pernah takut akan gagal. Tidak dulu, tidak sekarang, tidak pula di masa yang akan datang. Karena aku, percaya akan dirimu.

Air

Ada kalanya pilihan dalam hidup seperti memilih antara mencampurkan air dengan gula atau dengan minyak yang kental Air dan gula, mereka berpadu Menghadirkan rasa yang manis di mulut Namun adakah gula itu tepat? Gula bukanlah pelengkap air Sedangkan dengan minyak, air memilih untuk memisahkan diri dengannya bukan karena ia menolak, tapi karena ia ingin minyak melengkapi bagian yang tidak dapat diisinya. Namun adakah minyak itu tepat? Minyak dan air terlalu berbeda. Hingga pada akhirnya, air tetaplah air. Tidak ingin berpadu dengan gula, atau dilengkapi kehadirannya oleh minyak. Air ingin bebas, ingin mandiri ingin melihat dunia dengan mata kepala sendiri. Baginya cukuplah ia seorang yang pergi.

Scream

( Writer's note : I'm not really fluent in English.) I was sleeping, I guess, when something -I don't know what it is- forced me to wake up. But instead of finding myself lying on bed, or at least lying down, I am standing in a room filled of papers. There is a window in front of me, and from the view it shows, I conclude that this room is not in the first floor. It's not too far from the ground, though. Where am I? I don't know what place it is. Why am I here? It takes me some time to realize I'm bringing something in my hand. A knife. Wait... a knife? What did I do with it? Did someone put it in my hand while I was unconscious? I don't find any answer for my questions. No, I can't. I'm now shocked on what I find next; the knife is full of blood. And a woman is lying in front of me, with a gash at her chest. Her face is covered with some sheets of paper. Their colour is white, but blood makes some of their parts red. Did I kill her? I remove
Selamat pagi-menjelang-siang! Nggak kerasa ya, besok udah sekolah lagi. Eh... kamu masuk sekolah tanggal 4 atau 6? Sedih ya aku, hal kayak gitu aja aku gatau hhmm... Okay kapanpun itu, sukses. Perjalanan dan perjuangan kita baru akan dimulai sekarang. Kamu pasti bisa ngukir prestasi lebih banyak di sana. Semangat ya :) aku doain dari sini. Dan satu yang harus kamu inget; jangan menilai diri sendiri terlalu rendah. Karena kamu itu hebat. Kamu hebat dan akan jadi lebih hebat lagi. Aku tau itu, beta . Yang lain juga semangat ya! Aku tau kita semua bakal bisa ngelewatin masa ini dengan baik; masa adaptasi dengan sekolah atau kelas baru. Pelajarannya bakal jauh lebih kompleks dari apa yang kita udah lewatin sebelum ini, dan bagi beberapa orang suasananya juga bakal berbeda karena guru dan teman yang kita dapet lain dari yang dulu. Semangat semangat semangat! Selamat berjuang untuk mengalahkan tantangan yang satu ini! :)

Truth or Dare

Aku menunggu dengan gelisah di luar restoran. Di tanganku ada sebuah kantong yang berisi hadiah untuk teman baikku, Hans. Aduh, dia jadi datang nggak ya? Ting tong. Ada sebuah SMS. Pasti Hans! Aku pun segera membukanya. Aduh, maaf Lun, aku nggak jadi dateng. Mendadak harus nemenin keluargaku. Maaf ya :( Aku tersentak di situ... masalahnya kami sudah merencanakan pertemuan ini sejak lama; di reuni yang diadakan SMP kami. Kami sekarang sudah SMA, dan kebetulan ayahku pindah tugas ke luar kota. Jadi kemungkinan kami bertemu kecil sekali. Hari itu mungkin adalah satu-satunya. Aku sampai beli tiket kereta cuma buat acara ini. Tapi nggak apa-apa deh, memangnya aku ke sini cuma buat bertemu dengan Hans? Sekalipun aku memang nggak begitu akrab sama teman SMP-ku, karena cuma 1 bulan aku belajar dengan mereka. Woles ajaa, selamat menikmati acaranya deh ya aaa Aku pun segera masuk. "Yaampun Luna ke mana aja? Dicariin dari tadi!" satu-satunya temen dekatku selain Hans, Arin, menepu

Selamat Pagi

Seorang yang kalut berdiri di antara rawa-rawa Dapat ia rasakan hangat matahari dari sana, dan itu menenangkan hatinya. Begitu senangnya ia, hingga ia ucapkan selamat pagi pada tiap orang yang lewat Sampai siang kemudian datang dan berkata, "Wahai pemuda, tidakkah kau sadar pagi sudah tiada karena sekarang sudah tiba masa tugasku?" Seorang yang kalut itu pun terduduk Tidak dihiraukannya ucapan siang, seakan-akan ia hanyalah angin yang sebentar lewat Dengan tetap semangat, pemuda itu berkata selamat pagi Dan benar saja, siang pun berakhir Senja kemudian menepuk bahunya "Wahai pemuda, pagi sudah lama pergi. Tadi waktunya siang menemani manusia, dan sekarang giliranku." Namun manusia itu teguh Bahkan kali ini ia senandungkan selamat pagi itu Kemudian malam pun tiba dengan sabitnya yang mungil Tidak seperti yang lain, ia tidak mengatakan apapun pada manusia itu Yang ia lakukan hanya menyelimutinya dengan hitamnya yang pekat Menghangatkannya dengan ca
Sore, Pak. Ini adalah saat di mana beribu-ribu SMS yang kakak kirim buat dibaca nggak lagi bisa dibuka sama Bapak. Ini adalah saat di mana telepon-telepon kakak nggak lagi bisa diangkat sama Bapak. Tapi kali ini bukan karena baterai hp Bapak habis ya Pak? Melainkan karena Allah SWT. rindu sama Bapak... Pak... dulu aku pasti ngeluh kalau baterai hp Bapak habis. Sekarang betapa aku berharap, Bapak nggak bisa angkat telepon dan bales SMS gara-gara itu. Bila kamu ingin mengerti artinya kasih sayang Cobalah cintai matahari satu hari saja Lalu l ihatlah ke arah senja, anakku Dan janganlah dulu bertanya mengapa Saat senja membawa matahari pulang ke peraduan Kamu akan merengek, memintanya menyinarimu lagi esok hari Beruntungnya buatmu, ia benar-benar kembali. Pak, aku sama yang lain kangen... Selamat jalan, Pak. - untuk pengantarku dari kelas 4 SD sampai aku memakai putih abu-abu.

Nol

Nol adalah awal dari setiap mimpi Setiap angan Setiap harapan. Nol adalah awal dari setiap takdir Setiap nasib Setiap garis dan titik yang terlukis di atas kanvas putih; hidup tiap manusia. Namun menyedihkan sekali bagi nol hanya sedikit yang mengingatnya apalagi yang mencintainya. Tiap orang yang sudah dewasa tidak diizinkan mengingat masa ia dalam kandungan. Tiap orang yang sudah berhasil seringkali lupa akan nasibnya dulu. Tiap orang yang sudah berkuasa biasanya hanya mementingkan diri sendiri, padahal dulunya mereka pun rakyat kecil. Maka tidak ada hal lain di dunia ini, yang lebih terlupakan dibandingkan sesuatu yang berarti tak ada, mungkin karena tiada seorang pun yang ingin mengingat dirinya tidak punya apa-apa. Maka tidak ada hal lain di dunia ini, yang lebih terzalimi dibandingkan angka yang memulai segalanya, betapa sedih nasibnya, tidak ada yang pernah memerhatikannya, angka nol namanya.

Alasan

Ada kalanya aku merasa dedaunan gugur tanpa makna sebagaimana angin berhembus tanpa tujuan dan memang sudah menjadi kodrat bumi untuk berputar. Namun ada kala lain di mana aku merasakan yang lain pula; bahwa segala yang terjadi pastilah untuk melangsungkan kehidupan tiap-tiap makhluk yang lain. Bahwa segalanya pasti digariskan karena satu atau banyak alasan. Bahwa tiada sesuatupun di dunia ini yang tidak dimaksudkan untuk suatu hal tertentu. Aku tidak tahu mana yang benar. Namun nuraniku membisikiku dengan takut-takut, bahwa ia telah berhasil memelukku tiap kali aku merasa aku pasti hadir karena sebuah alasan. Sebagaimana keberuntunganku yang membuatku berkali-kali riang gembira. Keberhasilanku yang kadang tidak tertebak mengapa bisa ada. Dan keharusanku, keharusanku untuk takluk pada ketidakadilan. Keharusanku untuk mengubur anganku dalam-dalam; semuanya pasti ada karena satu atau lebih banyak makna yang terselip di dalamnya. ( sebagaimana keberuntunganku y

...aku rindu

Aku merindumu Saat dirimu datang, tiada satupun hariku yang terisi dengan sepi tiada satupun siangku terasa sia-sia sebagaimana tiada satupun malamku terasa tanpa makna Aku merindu akanmu Saat dirimu datang, semua bagian dari diriku bersuka cita tanganku kutepuk dengan keras kakiku melangkah begitu cepat mulutku bersorak gembira dan perasaanku seakan ingin membuncah ke luar Aku merindu akan dirimu Dan hari ini, aku diberikan satu kesempatan lagi untuk merasakan kehadiranmu Aku telah memasukimu dengan ragaku Seluruh pikiran dan jiwaku Dan juga cinta dan perasaanku. Dan maka aku memohon pada Tuhanku, Allah SWT. Semoga aku termasuk hamba-hamba-Nya yang dapat mendapat manfaat darimu, mendapat pelajaran darimu, mendapat banyak hikmah selama engkau masih di sini, sehingga setelah engkau pergi, aku dapat menjadi lebih baik lagi. Aamiin. Selamat datang, Ramadhan keenambelasku.

Sepuluh Tahun Lalu

Teruntuk adik-adikku. Aku sedang membereskan kamarku saat aku melihat foto itu. Fotoku dan adik-adikku yang perempuan semua. Hari itu senja, kami sedang berlari-lari di pantai seusai puas membuat istana pasir dan mengubur satu sama lain; hal yang selalu kami lakukan tiap kali berlibur ke pantai seperti itu. Tekstur pasir yang lembut membuat kami lupa waktu. Ayah dan Ibu pun memanggil-manggil kami untuk segera pulang, namun seperti anak-anak lain, kami membangkang dan malah berlari sejauh mungkin dari mereka. Saat itulah Ayah dengan kamera di tangannya memfoto kami. Aku ingat sekali, saat itu adikku yang pertama baru saja berulang tahun yang keenam. Aku lebih tua 3 tahun darinya, dan Tata, si bungsu, berusia 4 tahun. Itu sepuluh tahun yang lalu. Tanpa sadar, air mataku menetes sedikit demi sedikit. Hari ini aku akan pergi dari rumah. Menuntut ilmu menuju negeri yang jauh. Siapa sangka, sepuluh tahun akan terasa begitu cepat? Rasanya dulu aku masih anak kecil yang tertawa-tawa saat

Braga

Aku berjalan dalam kesendirianku Menyusuri saksi bisu kemerdekaan negaraku Yang layaknya proyektor masa lalu, tidak pernah hilang darinya sisa-sisa kejayaan penjajah Aku berjalan dalam kesendirianku Di sisi kiriku, para penjaja kreasi yang mereka kerjakan berdasarkan alam bawah sadar setiap manusia; imajinasi yang mereka kerjakan dengan mencelupkan mimpi mereka dalam cat-cat warna-warni menjadi lukisan yang rapi, yang cantik, yang bernilai tinggi Aku berjalan dalam kesendirianku Di sisi lain dari ragaku, adalah para veteran Yang begitu mencintai masa dulu, hingga tetap mengabdikan hidupnya di sana Bayang-bayang semangat masa mudanya dapat aku rasakan dengan jelas dalam buku-buku yang ia jajakan di toko tuanya dalam kartu pos-kartu pos bergambar kota yang begitu ia banggakan dalam senyumnya yang tipis saat berterima kasih karena pelanggan sudah datang dalam sinar matanya yang tidak pernah redup walau sebentar Aku berjalan dalam kesendirianku Di sebuah tempat di kotaku

Wilujeng Tepang Taun, Aufa!

İyi ki doğdun Aufa~ İyi ki doğdun Aufa~ İyi ki doğdun, iyi ki doğdun Mutlu yıllar sana~~~ 16 Juni! Happy birthdaaaay bestfriend dari Acehku{{{}}} semoga makin-makin, makin cantik (banget!), makin baik, makin pinter, makin shalehah, makin dewasa, makin-makin deh pokoknya. Makin sayang sama aku juga ya :p semoga diterima di SMA yang diinginkan dan dimudahkan jalannya untuk mencapai keinginan lainnya. Makin bagus ya gambarnya. Kapan-kapan gambarin aku lagi dong! Inget suratmu yang kamu titip ke Farah nggak? Itu kan ada gambarnya ya, nah gambarnya tuh aku tunjukin ke temenku terus mereka bilang "Wah bagus banget". Apalagi yang tulisan Aufanya. Sering cerita lagi sama aku dong... udah lama nggak cerita nih :( aku kangen dicerewetin kamu :( yayaya? Tapi ya jangan kayak camp dulu, ceritanya film hantu mulu hahaha. Maaf yaa baru ngucapin sekarang. Sebenernya aku udah inget dari pagi (aku nulis ini pagi-pagi malah), cuma aku mau jadi yang terakhir hehehe. Soalnya terakhir itu s

Nasionalisme

Aku mencintai negara ini Siapalah yang tidak akan bangga, memiliki tumpah darah berjulukan tanah surga? Batang pohon yang tidak diurus saja bisa tumbuh di sini Hanya di sini Di bumi pertiwi ini Aku mencintai negara ini Meskipun para pemimpin kadang tak adil Dan KKN sudah menjadi makanan sehari-hari Dan yang jujur dianggap buruk Yang salah dianggap setia kawan Aku mencintai negara ini Tak peduli penduduk di sini hanya bertitel panjang Berjabatan tinggi Namun pada kenyataannya, hanya mementingkan diri sendiri Rasa nasionalisme sudah terpatri dalam diriku sejak aku masih janin Di dalam tubuhku, mengalir darah bangsa ini Bangsa yang kaya, namun miskin karena keserakahan beberapa orang Bangsa yang melimpah rezekinya, namun tidak memanfaatkannya dengan baik Bangsa yang mendewakan keberhasilan tanpa peduli apakah caranya itu sesuai dengan nurani Aku mencintai bangsa ini, sejak lahir, saat ini, dan aku berjanji akan terus mencintainya sampai ragaku tak bersisa lagi. Dan a

14 Juni

14 Juni adalah hari yang begitu ditunggu-tunggu tiap siswa berseragam putih biru Ya, kami menunggu nasib kami Apakah usaha kami 3 tahun baik di mata pemerintah Atau begitu buruk sehingga kami harus mengulang kembali Kami menunggu nasib kami Apakah usaha kami 3 tahun sudah cukup untuk memuaskan keinginan pemerintah Keinginan mereka menyamaratakan kemampuan kami semua Dalam satu standar kompetensi lulusan Yang ditafsirkan menjadi 20 paket soal berbeda Yang kami tidak tahu apakah tingkat kesulitannya rata untuk setiap butirnya Kami menunggu nasib kami Apakah usaha kami selama 3 tahun dinilai pantas untuk mendapat SMA terbaik Karena di sini, di negeri yang begitu kami cintai ini Untuk mendapat pendidikan yang layak, NEM tinggi adalah harga mati Kami menunggu nasib kami Apakah usaha kami berdaya saing tinggi Setinggi harapan kedua orang tua kami Harapan keluarga kami Harapan guru-guru kami Harapan kami sendiri, sebagai manusia-manusia yang bermimpi setinggi langit Apaka

Kembang Api

Merah, biru, kuning, hijau; Cahaya yang mewarnai langit malam ini, yang berpendar walau hanya sekali, dan pendarannya diikuti oleh suara keras, dan suara suka cita para manusia. Merah, biru, kuning, hijau; Aku berdiri di kejauhan, sedang berkontemplasi dengan alam sedang menata masa depan, dalam dingin yang begitu dingin namun menyerah kalah melawan rasa laparku yang menusuk ini. Merah, biru, kuning, hijau; Aku berdiri di kejauhan, menatap cahaya itu tanpa minat, melainkan dengan nanar, dengan pancaran nasib yang telah menggerogotiku hingga tubuhku tinggal kulit membalut tulang. Merah, biru, kuning, hijau; Aku berdiri di kejauhan, dengan harap dapat terasing dari keramaian, agar aku dapat berpikir laiknya manusia dalam dunia milik manusia yang tidak lagi berjiwa manusia. Tapi apa yang aku dapat? Sorak sorai yang begitu terdengar, karena kembang api ratusan juta. Merah, biru, kuning, hijau; Aku merasa dicampakkan Suara teriakan itu seakan menyuruhku berhenti m

Teleskop

Aku menatap langit Dengan harap-harap dalam hati yang sedang sempit Semoga langit hari ini ber tabur bintang Dan bulan Agar laraku dihapusnya Aku menatap langit Dan keberuntunganlah buatku, hari ini langitnya cerah sekali Taburan bintang, bulan, dan bahkan planet Seakan-akan menjadi cat dalam kanvas luas yang berwarna hitam; langit malam ini Aku menatap langit, dalam kebahagiaanku yang membuncah Dan segera kutarik teleskopku Membidik benda langit yang paling kucintai; bulan Aku pandangi setiap lekuknya, setiap detil permukaannya Setiap bagian yang selalu membuatku tak kuasa untuk menahan senyum walau sebentar Kemudian, aku arahkan teleskopku menuju tempat lain Si Planet Merah, Mars! Planet yang begitu dekat dengan bumi Planet yang telah bertahun-tahun menjadi tempat ekspedisi para peneliti... Planet yang tak kalah cantik dibanding tempat kita berpijak saat ini. Maka setelah itu, aku menatap langit satu kali lagi Kalian begitu cantik, begitu luar biasa Membuatku kem

Graduate!

Nggak kerasa ya, kemarin kita udah graduation lagi. Iya, kita, siapapun yang ngerasa graduation kemarin. Selamat. Selamat makin dewasa. Graduation berarti selesai menuntut ilmu di suatu jenjang, dan graduation membuat kita harus melanjutkan studi ke tingkat yang lebih tinggi. Yang SD, ke SMP. Yang SMP, ke SMA. Yang SMA akan merasakan suka-duka kehidupan kuliah dan yang kuliah akan mencicipi dunia yang sebenarnya di pekerjaan nanti. Selamat. Selamat berjuang keras. Jenjang-jenjang yang lebih tinggi membutuhkan usaha yang lebih hebat, lebih luar biasa dibanding jenjang sebelumnya, untuk bisa kita kuasai dengan baik. Suasana tiap jenjang tidak akan sama; teman-teman dan guru-guru yang baru, tugas-tugas yang lebih sulit, dan yang mencakup semua itu, ilmu yang lebih banyak dari sebelumnya. Ilmu nggak cuma berarti pelajaran yang diajarkan di kelas, tapi juga hubungan antar teman, hubungan dengan guru, bagaimana kita bisa berkerjasama untuk menyelesaikan sesuatu... banyak. Dan keberhasilan

Countdown, sstt

Tepat hari ini, jam ini, menit ini, setahun yang lalu. Aku meminta dalam diamku, Semoga akan ada sesuatu yang baru Untukku Pengalaman-pengalaman yang menyentuh kalbu. Tepat hari ini, jam ini, menit ini, setahun yang lalu. Aku tersenyum dalam tangisku, Atas mimpi yang ternyata bukan mimpi Tapi nyata Alias tepat di depan mata. Tepat hari ini, jam ini, menit ini, setahun yang lalu. Aku berharap dalam hatiku, Semoga dongeng ini akan selalu menghiasi setiap hariku Setiap waktuku Setiap ruang di hidupku, tak peduli kosong atau tidak. Tepat hari ini, jam ini, menit ini.......... Selamat datang di dongeng yang baru ya. Mau hitung mundur lagi bareng aku nggak nih? :) (Kalau aku sih, yes) - Kamis, 22 Mei 2014 18.30

Cerita Manusia Perahu

Aku adalah manusia perahu Hari ini kabut Sendu Kabur Dan betapa aku berharap bisa mendayung jalanku menuju tanah, kalut Aku adalah manusia perahu Dan hari ini kabut Tak bisa kusangkal mataku perih Perih menahan keinginan untuk melihat, perih merengek meminta pulang Pulang Betapa ia terdengar seperti surga Tapi kemudian aku tersadar; memangnya aku mau pulang ke mana? Rumahku di sini, di perahuku Adalah pilihan hidupku untuk mengabdi pada samudra yang luas ini Adalah keputusan hatiku untuk mengarungi dunia, menjelajahinya dengan kayu-kayu yang kupaku dengan tanganku sendiri Kupoles atas kemauanku seorang Kudorong menuju air dengan kekuatanku yang sebenarnya tinggal setipis kertas Maka mengapa sampai hati aku menangis hanya karena kabut? Mengapa sampai hati aku mencampakkan tujuan hidupku, hanya karena aku takut? ----------------------------------- H-1 UN SMP tahun ajaran 2013/2014, Adrnn.

sorry {{d-3}}

argh. sorry. I know you're busy, and to be honest I also don't have much free time. but it's for your own good. maybe you've known that before; what I've just told you. but what if you haven't...? sorry. I know you're busy, and to be honest I also don't have much free time. but it's for your own good. but it's for your own good. (and for mine too, as your success is my success too. as your happiness is my happiness too. ... ... çünkü sen benim arkadaşım. ... ... çünkü ben seni çok seviyorum, shfmrst. good luck.)

Purnama

Pada setiap bulan purnama Tidaklah aku tunggu pesawat yang gemerlap itu membawaku menuju semesta Atau aku pinta pada bintang keemasan untuk menarikku dengan sinarnya Atau aku kejar awan yang seringkali tidak terlihat Untuk mendaratkanku di ceruk-ceruk kecil di rembulan kesayangan Pada setiap bulan purnama Tidaklah aku menangis, merengek-rengek pada dedaunan Memohon kepadanya untuk berkumpul di dekatku Membiarkan dirinya tertiup angin bersamaku Menghentikan angin itu saat kami sampai Di benda langit abu-abu yang tak pernah berhenti meminta pada matahari Pada setiap bulan purnama Yang aku lakukan hanyalah membiarkan tetes air mataku mengintip sedikit demi sedikit Mempersilahkan bibirku melengkung tipis Mengusap pipiku, tanganku, hidupku Dan tertawa kecil dalam hening Pada setiap bulan purnama Yang aku lakukan hanyalah menghitung satu, dua, lalu tiga Mempertanyakan apakah semuanya nyata Atau hanya mimpi Karena setiap rembulan yang benar-benar ada selalu berhasil membua

Burung Kertas

Mataku mengarah lurus pada sekotak burung-burung kertas berwarna abu Yang begitu penuh debu Kulangkahkan kakiku menuju onggokan-onggokan itu Dan segeralah aku tercerabut masuk ke beberapa tahun yang lalu Burung kertas Dengan tulisan-tulisan di atasnya yang begitu kasar, namun terlihat bersinar di mata Tulisan yang mengingatkanku akan sesuatu yang nyata Suatu harapan yang nyata Burung kertas Mengingatkanku akan kejadian di rumah pohon tua "Aku mau jadi dokter!" kata seseorang dengan luka di siku kiri. "Aku mau jadi insinyur!" ucapku, membalas dengan sebegitu yakin. "Aku berjanji, dua windu lagi aku akan kembali dengan keberhasilanku." "Kita." Burung kertas Kehadirannya seakan mengingatkanku Hari itu tiga puluh April, dua windu yang lalu Dan hari ini tiga puluh Maret Sudahkah aku melakukan janjiku? Sudahkah orang itu melakukan janjinya? Sudahkah kamu, kawanku bermain di rumah pohon dulu, melakukan janjimu? Burung kertas Masih

Satu Langkah

Aku dulu jatuh cinta pada mimpi Hampir setiap hari aku melamun hanya untuk menanti Aku kencangkan pikiranku, aku kuatkan perasaanku Untuk mencapai sesuatu yang semua orang anggap bukan hakku Aku dulu menikmati keseharianku jadi pemimpi Berusaha, berusaha, dan berusaha adalah satu-satunya hal yang dengan teratur aku lakukan setiap detik Seakan-akan suatu saat akan berguna Seakan-akan suatu abad akan berguna Aku suka memiliki mimpi Dulu, dulu. Sebelum takdir seakan mengejekku dengan memutuskan asaku di detik-detik terakhir; Sesaat sebelum aku berhasil. Padahal tinggal satu langkah lagi. ( Tahun lalu >< tahun ini = Harapan >< Realita )

sstt

ssst. .... .... ada kalanya hidup harus memilih. {{semoga pilihan saya kali ini baik untuk ke depannya, aamiin}}

Richard Marx feat. Donna Lewis: At the Beginning (Anastasia OST)

We were strangers starting out on our journey Never dreaming what we'd have to go through Now here we are and I'm suddenly standing At the beginning with you No one told me I was going to find you Unexpected what you did to my heart When I lost hope you were there to remind me This is the start (Chorus) And life is a road and I want to keep going Love is a river I want to keep flowing Life is a road now and forever A wonderful journey I'll be there when the world stops turning I'll be there when the storm is through In the end I wanna be standing At the beginning with you We were strangers on a crazy adventure Never dreaming how our dreams would come true Now here we stand unafraid of the future At the beginning with you (Chorus) And life is a road and I want to keep going Love is a river I want to keep flowing Life is a road now and forever A wonderful journey I knew there was somebody somewhere Like me alone in the dark I know that my dream

Cinta itu...

Cinta itu ada saat kamu nggak peduli di deket kamu ada kecoa karena kamu lagi mikirin orang yang kamu sayangin. Cinta itu terasa saat kamu pengennya otp terus padahal rajin SMS-an. Cinta itu manis saat kamu udah kangen sama celotehannya padahal baru kemarin terakhir ngomong. Cinta itu... kamu! Aseek :) Ini buat Lathifah Dwi Novianti yang lagi berjuang untuk ngebawa nama baik sekolahku di Semarang sana. Good luck, Nov! Sehari gaada kamu sepi rasanya tau nggak, gaada yang suka riweuh teu puguh lagi hahaha. P. S.: Cinta itu sedih... kalau harus mikirin kita bakal beda sekolah di SMA nanti. Selamat camp olim tanpa aku ya Nov sukses terus:( tenang kan kamu mah tetep bakal ditemenin kombinatorika *eh ifyouknowwhatimean. See ya!

Hujan

Aku melamunkan masa lalu lagi. Habisnya, mau bagaimana lagi, sudah setahun sejak terakhir aku berada di sini; gunung dengan edelweiss yang hanya dapat aku lihat samar-samar karena lokasinya jauh dari tempatku berdiri saat ini. Aku baru akan beranjak dari tempatku duduk saat awan menangis dan menurunkan hujannya. Malesin banget sih, aku kan nggak bawa payung! Aku pun sibuk memarahi awan-awan karena sepatu kesukaanku ia buat rusak dengan hujannya. Tapi tunggu... Sebentar... Aku baru ingat hujan dan setahun yang lalu itu berhubungan. Dan mereka juga berhubungan dengan apa yang sedang aku lamunkan sedari tadi. Setahun lalu aku sedang hilang arah; malah melakukan hal yang bisa dibilang membuatku tidak fokus menggapai mimpiku. Aku menyadari itu, tapi tidak bisa berbuat apapun karena aku pun tidak mengerti mengapa semuanya jadi begitu. Dulunya hal itu membangunkanku dari kemalasanku berusaha. Aku pun datang ke tempat ini. Semilir anginnya menenangkan sekali! Saat itu aku segera duduk d

Ayolah, butterfly

Ayolah, butterfly Jangan jadi kepompong terus Aku ingin mengenalmu lebih dekat Aku ingin melihatmu dengan jelas Ayolah, butterfly Janganlah berdiam terus Tidakkah kamu rindu akan dunia luar, akan udara dan cahayanya? Tidakkah kamu rindu... akan aku, bunga tempatmu tinggal sejak dulu? Ayolah, butterfly Jangan bertapa seperti itu Aku rindu akan celotehanmu, akan ceritamu Aku rindu diberi kekuatan untuk tetap hidup; yaitu karenamu Ayolah, butterfly Jangan biarkan aku membusuk di sini Sesungguhnya para benalu sudah siap untuk membunuhku Sesungguhnya tanpamu aku tidak akan bisa menghentikan itu Ayolah, butterfly Tunjukkanlah dirimu Jangan biarkan aku sampai merasa kamu cuma ada dalam mimpiku Karena itu sedikit demi sedikit menggerogoti hari-hariku, merusaknya dengan sedemikian niat Ayolah, butterfly... Ayolah.

...di atas langit masih ada langit

Di atas langit masih ada langit Dan aku selalu iri pada langit-langit di atasku Mengapa mereka bisa tapi aku tidak bisa? Padahal aku sudah berusaha sekuat tenaga Di atas langit masih ada langit Dan aku selalu ingin naik dan terus naik ke atas sana, tapi selalu saja ada kerikil kecil yang membatu dan menghentikan langkahku di dasar Rasanya aku ingin marah Aku sudah merelakan semuanya; membiarkan ini semua merenggut impianku yang lain untuk sementara, memforsir diri dengan segala kekuatannya Di atas langit masih ada langit Dan aku selalu cinta pada langit tertinggi Aku gantungkan impianku di sana, aku mimpikan ia setiap malam, aku pikirkan ia seakan-akan tanpanya aku akan mati Tapi tetap saja aku jatuh dan jatuh lagi "Di atas langit memang masih ada langit Tapi bukan berarti kita tidak bisa mencapai langit yang lebih tinggi dibanding langit kita saat ini" Itu motivasiku, kata-kata yang kurangkai untuk memulai semua perjuanganku Tapi mana? Mana buktinya? Aku butuh

Selamat datang sekolah, selamat datang semester 2, selamat datang UN...

6 Januari masuk sekolah. Berarti besok dong! Jujur aja biasanya aku seneeeeeeeeng banget sama yang namanya masuk sekolah. Ketemu temen-temen soalnya, terus diajarin lagi sama guru-guru yang baik banget, dan aku suka deadline (sekalipun, being Ryan, aku biasanya rada telat ngasihnya hehe ._.). Sekarang aku juga seneng. Tapi masuk sekolah berarti sebentar lagi UN, sebentar lagi pisah sama temen-temenku yang pindah sekolah. Jadi aku sedih. Liburan ini manis banget pula. Rada mirip tahun lalu, kalo aku boleh bilang. Yah, minus belajar olim yang digantikan nyanyi-nyanyi kayak orang gila di kamar sih :p film liburannya bagus-bagus, 'pem-bully-an terkondisikan', lagu-lagu bagus, berkirim pesan lewat status sama Novi, pemandangan menarik, dan kiriman-kiriman yang berdatangan dari pos... apalagi yang mau aku minta? Ah, mungkin ketemu hazelnut . "All at once everything is different Now that I see you" - I See the Light, Mandy Moore & Zachary Levi, Tangled OST (2010)

My mailbox's guests

Image
I'm currently in love with Pos Indonesia (Indonesian Postal Service). Receiving letters, postcards and packages is far more special than receiving e-mails, SMS and stuff. It doesn't mean you have to send me those things, but every time I get that my feeling suddenly gets better :) I got some of these from Postcrossing , and the others from a penpalling website named studentsoftheworld.info . They're absolutely safe, I have used them for a long time and now I'm still here :p Here below are what I'd got from the service: My first postcard from Japan :) arrived in the middle of December 2013. A letter+birthday gifts from my first snail mail penpal from Sri Lanka. Arrived in the last week of December 2013. Another postcard, arrived 2 January 2014. These are from my friend in Sidoarjo, East Java :) my biggest happiness today, 3 January 2014. I'm so happy to receive them all! Looking forward for another surprises from the postal service!