...di atas langit masih ada langit

Di atas langit masih ada langit
Dan aku selalu iri pada langit-langit di atasku
Mengapa mereka bisa tapi aku tidak bisa?
Padahal aku sudah berusaha sekuat tenaga

Di atas langit masih ada langit
Dan aku selalu ingin naik dan terus naik ke atas sana, tapi selalu saja ada kerikil kecil yang membatu dan menghentikan langkahku di dasar
Rasanya aku ingin marah
Aku sudah merelakan semuanya; membiarkan ini semua merenggut impianku yang lain untuk sementara, memforsir diri dengan segala kekuatannya

Di atas langit masih ada langit
Dan aku selalu cinta pada langit tertinggi
Aku gantungkan impianku di sana, aku mimpikan ia setiap malam, aku pikirkan ia seakan-akan tanpanya aku akan mati
Tapi tetap saja aku jatuh dan jatuh lagi

"Di atas langit memang masih ada langit
Tapi bukan berarti kita tidak bisa mencapai langit yang lebih tinggi dibanding langit kita saat ini"
Itu motivasiku, kata-kata yang kurangkai untuk memulai semua perjuanganku
Tapi mana? Mana buktinya? Aku butuh bukti.

Saat ini aku masih berpijak di sini
Di bawah langit
Ya, bahkan aku belum sampai langit
Aku masih di dasar, di tempat terendah di bumi
Aku masih bukan apa-apa

Aku masih bukan apa-apa
Aku masih bukan apa-apa
Aku masih gagal beranjak dari tempatku
Aku masih di sini
Aku masih di tempatku dulu saat aku belum memiliki mimpi
Yah, mungkin memang aku hampir berhasil naik satu tingkat
Tapi bukankah, hampir tidak pernah cukup?

Senin, 17 Februari 2014
Kalau aku bisa memutar waktu,
Aku akan serius dan jadi pintar dari awal
Hingga Tuhan mengizinkanku belajar banyak di tahun pertama
Dan berhasil di tahun kedua
Karena kalau sekarang, menurutku sudah terlambat
Semuanya sudah semakin sulit; benar-benar semuanya
Jalan yang harus ditempuh
Orang-orang yang harus dijadikan kawan sekaligus lawan
Dan terutama, hati yang harus diatur.

Ya Allah, bantulah hamba-Mu menghadapi semuanya. Aamiin.

(Aku tau, aku tau bahwa aku masih dapat mensyukuri banyak hal
Aku tidak dibiarkan-Nya terpuruk ke bawah sama sekali.
Tapi aku manusia. Aku tidak cukup puas dengan itu.
Yah, mungkin memang usahaku kurang.
Dan yah lagi, aku akui, impianku sebenarnya sudah tercapai. Yang gagal aku dapat adalah sebuah obsesi.

Yah, yah, yah, sudahlah.)