Posts

Showing posts from September, 2014

Kompeni

Hari ini kugenapkan perjuanganku Bertahun-tahun sudah kukerahkan seluruh jiwa dan ragaku Untuk menusuk rusuk para perusuh Para kompeni yang tanpa tahu malu memenjarakan rakyatku dalam kesengsaraan Di atas tanah surga, Ibu Pertiwi Indonesia Aku ambil langkahku menuju sebuah rumah bercat putih Di sana nantinya akan aku gunakan mulut dan pikiranku bukan lagi kekuatan tanganku Untuk mengusir para penjajah Yang merasa jadi raja di negeri yang bukan miliknya Maka sampailah aku di depan rumah putih itu Aku tegapkan badanku, supaya lawan-lawanku itu tahu Aku tidak gentar ataupun takut dalam memperjuangkan nasib para penduduk di hadapan mereka, pendatang tidak tahu diuntung Dor! Satu bunyi itu menghentikan langkahku langkah dan degup jantungku degup jantung dan perjuanganku perjuanganku, dan kebodohanku sudah percaya pada hal yang mereka sebut niat baik. Air mataku mengalir deras di pipi. Bukan karena sakitnya luka tapi betapa kegagalan perjuangan itu menyayat asa Amp

Asimtot

Kamu seperti asimtot Dekat, namun tetap berjarak Dan seberapa besarpun usahaku untuk merengkuhmu ataupun perlakuanmu untuk ada di sisiku kamu tetap ada, tapi tidak terasa dengan nyata. Kamu seperti asimtot Adalah suatu keharusan untuk mencarimu, namun setelah itu apa? Jalanmu tetap tidak bersimpangan dengan jalanku Dan seberapa banyakpun keinginanku untuk memilikimu ataupun mimpimu untuk mencapaiku kita tetap tidak ditakdirkan untuk bersatu. Mungkin memang bukan garis kita. ( iya, ini lagi galau gara-gara pelajaran matematika tadi di kelas belajar asimtot gituu haha. Asimtot = garis yang dijalar/didekati oleh garis grafik fungsi, tapi nggak pernah bisa dipotong)

Izinkan Aku

Izinkan aku bergabung denganmu; kamu, dan bukan yang lain, dan pada saat-saat itu, biarkanlah aku menyelami hidupmu sampai ke titik di mana tidak ada lagi yang menyimpannya kecuali aku, kamu, dan Sang Pencipta. Izinkan aku berpadu denganmu; satu dan hanya dirimu. Dan pada kesempatan itu, janganlah hentikan keberanianku untuk mengubah yang telah ada, menjadi lebih baik bagi dirimu dan diriku. Izinkan aku bersatu denganmu; bukan, bukan aku... izinkan hidupku bersatu dengan hidupmu. Jadikanlah itu awal yang baik bagi kita, karena setelah itu, masih ada dunia yang harus kita arungi bersama-sama. Dan selama itu bersama mu , aku tidak pernah takut akan gagal. Tidak dulu, tidak sekarang, tidak pula di masa yang akan datang. Karena aku, percaya akan dirimu.