Posts

Showing posts from November, 2016

senantiasa

ada yang senantiasa mengukir senyum; dengan cukuplah ia menjadi dirinya sendiri canda tawanya tutur jujurnya binar matanya segala lebih kurangnya ada yang setiap masa menghadirkan tawa; dengan cukuplah ia menjadi diri sejatinya tulus hatinya sigap langkahnya raut wajahnya segala tingkah lakunya ada yang selalu di sisi padahal  diri ini tak hanya diisi senyum dan tawa melainkan juga tangis rindu lelah ragu tapi ia tetap ada; mengajak diri tumbuh dan mendewasa. terima kasih. -------------------------------- untuk sahabat pertama saya di Depok; semoga saya juga bisa seperti kamu, dan semoga ini semua ada selama mungkin yang ia bisa, dan semoga itu berarti selama-lamanya .
jadi merindu yang tidak semestinya dirindu ujar matahari sambil tersenyum sebelum ia menutup mata untuk digantikan taburan bintang

seperti

seperti embun pagi ia merintik menyegarkan dedaunan yang semestinya gugur; dikembalikan bumi melalui cekaman yang kali pertama dirasakannya seperti matahari ia lantas menyinari menumbuhkan kembali daun-daun itu hingga rimbunlah ia dan menjelma menjadi pohon-pohon berbunga; semoga akan harum ia selama-lamanya seperti rintik dedaunan gugur seperti cahaya mentari bunga-bunga memanjakan mata semoga hari ini dan berikutnya demikian senantiasa --------- untuk salah satu teman terbaik yang senantiasa membuat saya membangun diri dan mengisi dunia saya dengan senyum dan canda tawa saya beruntung; terima kasih banyak semoga selalu begini adanya, ya :)

Merindu

Langit temaram; tanpa terasa waktu telah berlari pergi sejak lama namun pipit itu masih hinggap di pepohonan menanti induknya yang tak kunjung datang Pipit itu dahulu terbang tertatih-tatih jatuh bangun beberapa kali dan tiap kali jatuh induknya akan memeluknya erat membawanya kembali mengajarinya agar tidak jatuh lagi Tadi ia terbang bebas di udara untuk pertama kali, tidak perlu lagi dituntun induknya maka kicaunya pun nyaring, seakan ingin mengabari induknya bahwa kini ia sudah bisa, dan berharap bahwa itu cukup untuk membanggakannya Tapi ketika ia kembali induknya, yang binar matanya ialah semangat pipit itu alasannya merentangkan sayap setiap waktu, pergi tanpa berkicau apapun atau sekadar menggoreskan kaki-kaki mungilnya di dedaunan ranting kulit pohon; apapun untuk mengabari pipit itu Maka pipit itu pun menunggu menunggu hingga senja menyapa malam berselimut pagi tersenyum dan siang menyala; menunggu selama-lamanya. Pipit itu merindu.