Posts

Showing posts from February, 2016
atau bagaimana dengan mimpi dan cerita yang kita simpan dalam pilar penyangga langit, di tengah gelak tawaku dan hangat senyummu; apa ia dapat mengarungi balon-balon udara itu selalu walau dulu batasku denganmu sebatas sofa merah dan kini ia menjelma menjadi senyum yang tidak senyata itu? untuk semua senyum yang menyenangkan itu, terima kasih ya :)

Kalau Api Boleh Bertanya

Mengapa sulit? ujar butir-butir air pada si jago merah yang tanpa ampun melahap rumah-rumah penduduk tak berdosa itu Mengapa sulit untukmu berhenti menyakiti? Mengapa sakit? tanya api pada tetes-tetes hujan yang bagai oasis bagi para ibu, bapak, anak-anak yang kesemuanya ingin meraung menyaksikan tempatnya kini bagai debu yang menjadi mainan angin di kala ia bosan Mengapa sakit rasanya harus tiada dengan cara begini? Lambat laun, api pun pergi; semua orang bersorak, tanpa mengetahui bahwa api meringis api menangis walau tangisnya seakan hanya sedikit karena tertutup rintik. Mengapa hujan selalu dinanti; tapi kehadiran ku selalu dicaci? Api berbisik lembut, sebelum ia beranjak, untuk menutup mata dan tidur selamanya. ------------------------------------- Kalau kata peribahasa, " Don't judge a book by its cover. " :)

Langit dan Awan

untuk afi. "Kali ini, kamu jadi langit ya!" Lelaki kecil itu berteriak dengan riang pada temannya, gadis kecil yang berlarian mengitari padang rumput, di antara jemarinya ada layang-layang yang seakan tidak pernah lelah mengangkasa. "Loh, aku kira aku bakal jadi awan," gadis itu tersenyum, lalu mengejar temannya itu, meraih tangannya, menggenggamnya lekat-lekat. "Selama ini, aku biasanya jadi awan kan?" Laki-laki kecil terkekeh, menunjukkan gigi-giginya yang bolong, "Aku bosan jadi langit terus, habis di akhir cerita, kamu pasti pergi, soalnya awan selalu jadi hujan." Gadis kecil lalu merengut, "Jadi, sekarang gantian jadi aku yang ditinggal kamu?" Tertawalah laki-laki kecil itu, "Tidak, kalau aku yang jadi awan, aku akan ubah jalan ceritanya; awan tidak akan pernah menghujan, jadi dia akan bersama langit selamanya!" "Loh, tidak bisa begitu dong, Kamu ini ada

betapa ingin

dan di antara jalannya kereta pulang yang membentuk simfoni dengan rel itu, betapa ingin ia katakan pada seseorang bersorot mata teduh, "Kamu sangat berarti, jangan pernah pergi." ---------- dan di antara canda tawa yang kadang terdengar kadang tidak itu, betapa ingin ia ucapkan, pada seseorang; pendengar terbaik yang pernah ia kenal, "Kamu sangat berarti, datanglah kemari, dan jangan pergi lagi." ----------- dan di antara alunan hujan dan radio yang mengiringi jalan menuju rumah itu, betapa ingin ia bisikkan pada seseorang dengan senyum paling menyenangkan yang pernah ia lihat, "Kamu sangat berarti, bisakah kamu tetap di sini?" -------------------------------------- "But I've never seen anything quite like you tonight No, I've never seen anything quite like you " - Never Seen Anything "Quite Like You" , The Script hai :)

Takdir

Embun betapa ia ingin berpadu dengan daun namun tiap kali ia merasakan itu tidak perlu waktu lama sebelum takdir menuntunnya untuk jatuh; menuju tempat yang jauh yang membuat keinginannya menjadi mimpi yang tidak lagi menyimpan kesempatan untuk dijangkaunya Awan betapa ia berharap untuk bersama langit selamanya tapi ketika ia sudah merasa memiliki waktu akan mengejarnya hingga takdir memintanya untuk jatuh; hingga ia pun merintik seraya menjauh meratapi harapannya yang harus ia kubur bersama rintiknya yang jatuh diserap tanah dan dirinya betapa ia rindu; namun takdir tidak sememudahkan itu takdir tidak sesederhana itu.