Perahu Kertas

teruntuk Maharani Devira Pramita.

Seorang anak kecil berpakaian lusuh
Berwajah serius di antara serakan-serakan kertas beraneka warna
Wajahnya penuh debu, memang,
namun pancaran dan sorot matanya yang berbinar,
tidak sekalipun dapat disembunyikan realita;
nasibnya yang terlihat pahit.

Semua orang memandangnya dengan bingung,
salah seorang bahkan memarahinya,
karena betapa tidak pentingnya perilakunya...
betapa tidak mengubah nasib, ujar orang itu.

Namun anak itu bergeming,
peluhnya ia usap dengan kain yang membaluti tubuhnya
Ia tetap bermain dengan kertas-kertas itu
sampai jadilah satu yang terlihat bentuknya,
perahu... perahu kertas.
Segera ia raih pulpen yang ia ambil diam-diam dari teman sebangkunya yang tinggal di rumah mentereng
dan ia tulis sebuah pesan rahasia,
dengan takut-takut; khawatir akan ada yang tahu.
Aku akan punya perahu seperti ini, saat aku besar nanti.

Maka berlarilah ia, menuju sumber air terdekat
Dan perahu kertas itu pun melaju mengikuti derasnya air gorong-gorong samping jembatan,
dan ia bersorak dengan riang,
"Asyik! Mimpiku akan mulai mengembara!"
dengan senyum masih mengembang di wajahnya,
yang membuat pipinya membulat; semakin manis dilihat,
ia berlari mengikuti perahu itu untuk beberapa saat,
lalu kembali ke peraduan, karena matahari melakukan hal yang sama.

kemudian ia pun terbangun dari mimpinya,
mimpi yang tidak pernah digantikan bunga tidur lain dalam hidupnya
maka ia langkahkan kakinya dengan ringan
mengelilingi kapalnya yang begitu mewah,
"Dulu aku hanya punya satu perahu kertas,
sekarang ribuan kertas pun
tidak akan dapat memenuhi kapalku ini.

Aku bersyukur, aku dulu pernah bermimpi."
---------------------------------
Kejar mimpi kita bareng-bareng ya, Dev! Masuk bareng, apa-apa bareng, sukses juga harus bareng :))

Comments

Popular posts from this blog

Favourite Scenes in Meet the Robinsons!

20 Tips Bermain Ameba Pigg

Pigg, Apaan Tuh?