Kembang Api

Merah, biru, kuning, hijau;
Cahaya yang mewarnai langit malam ini,
yang berpendar walau hanya sekali,
dan pendarannya diikuti oleh suara keras,
dan suara suka cita para manusia.

Merah, biru, kuning, hijau;
Aku berdiri di kejauhan,
sedang berkontemplasi dengan alam
sedang menata masa depan,
dalam dingin yang begitu dingin
namun menyerah kalah melawan rasa laparku yang menusuk ini.

Merah, biru, kuning, hijau;
Aku berdiri di kejauhan,
menatap cahaya itu tanpa minat,
melainkan dengan nanar, dengan pancaran
nasib yang telah menggerogotiku
hingga tubuhku tinggal kulit membalut tulang.

Merah, biru, kuning, hijau;
Aku berdiri di kejauhan,
dengan harap dapat terasing dari keramaian,
agar aku dapat berpikir laiknya manusia
dalam dunia milik manusia yang tidak lagi berjiwa manusia.
Tapi apa yang aku dapat?
Sorak sorai yang begitu terdengar,
karena kembang api ratusan juta.

Merah, biru, kuning, hijau;
Aku merasa dicampakkan
Suara teriakan itu seakan menyuruhku berhenti menata hidup,
dengan berpikir dan bertindak laiknya manusia
dalam dunia milik manusia yang tidak lagi berjiwa manusia.

Merah, biru, kuning, hijau;
Maka aku berhenti,
lalu menutup mataku,
mengubur mimpiku,
menghapus memori indahku akan dunia yang sesedikit remah roti di jalan,
dan aku biarkan jiwaku melayang, entah ke mana.

Dan tepat saat itu, kembang api yang paling besar disulut.
Menghadirkan kesenangan bagi manusia-manusia satu kota,
membuat tak seorangpun peduli akan ragaku,
yang masih tertinggal di kejauhan.
-----------------------------------------
Sebuah kontemplasi tentang kehidupan dan takdir manusia yang kadang berbeda seratus delapan puluh derajat, Adrnn.

Comments

Popular posts from this blog

Favourite Scenes in Meet the Robinsons!

20 Tips Bermain Ameba Pigg

Pigg, Apaan Tuh?