Posts

2020: Tahun Penuh Makna dan Cerita (seperti setiap tahunnya)

Image
tl;dr: Sejujurnya, tahun 2020 ini adalah tahun dengan masalah-masalah terburukku dalam hidup (hingga sekarang), tapi 2020 juga menjadi tahun yang penuh makna. Sebenarnya, justru dari masalah-masalah itulah, aku belajar untuk lebih menghargai dan mensyukuri setiap kebaikan di hidup ini. ------------------------------------------------------ Tahun 2020 ini ada banyak sekali anugerah Tuhan untukku: alhamdulillah, setelah 3 tahun berjuang dengan PTSD, akhirnya  closure -nya ada di bulan Februari. Satu bulan setelah itu ada masalah yang lebih berat lagi, namun dari situ aku tumbuh jadi orang yang lebih baik. Lalu, perjuangan dengan koas ini sendiri juga luar biasa - dari yang awalnya selalu tidur di kelas, bentuk kompensasi tubuhku kalau aku nggak suka dengan sesuatu, jadi bisa lebih menoleransi bidang ini. Aku tau tidur itu kompensasi kenggak betahanku karena beneran parah banget dulu hehe, 5 menit kuliah aja langsung tidur (aku pernah begini juga beberapa tahun lalu). Kelompok koas stase

the bittersweet feeling of stepping into adulthood

Menjadi dewasa, apa memang rasanya seperti ini, ya? Akhir-akhir ini aku gampang banget terharu kalo nginget memori masa lalu. Apa pun itu - kecil, besar, senang, sedih; semuanya terasa bittersweet . Misalnya, rasanya OSN SMP di Batam itu baru kemarin, tapi ternyata itu udah 7 tahun lalu! Mungkin kalau SD rasanya udah cukup jauh ya, tapi kaget juga pas ngitung ternyata aku udah lulus SD dari 9 tahun lalu. Dan masa-masa menyenangkan SMA itu... OSN, aksel, dan drama persahabatan di antaranya - rasanya nggak tergantikan. Ketika dulu aku pertama kali kena masalah di kuliah, rasanya sakit banget. Rasanya dunia kayak runtuh, literally ; aku yang selama ini nggak ada masalah dengan jati diri, tiba-tiba mengalami trauma dan PTSD, kehilangan arti soal prinsip. Belum lagi masalah-masalah lainnya yang sebenarnya sih sudah ada sejak lama, tapi aku sendiri baru punya pemahaman yang cukup untuk mengerti hal itu di kuliah. Di saat yang sama, aku pun merantau, belajar jurusan yang sebenarnya bukan pili

the strength, to live by

this is another realization; that her life is indeed, not the hardest, nor the easiest. that while it seems that God believes in her so much, that she sometimes questions, if He has trusted her too much, He also gives her the strength, to live by.                                                     this is another realization;                                                     that while many of her friends,                                                     and family,                                                     easily dismiss her problems as if they were easy,                                                     and burden her with more,                                                     she has stood up tall, these whole years,                                                     for her strength, has always been                                                     what keeps her from giving up                                              

Sajak-Sajak Kecil Tentang Cinta: An Admiration

SAJAK-SAJAK KECIL TENTANG CINTA Sapardi Djoko Damono /1/ mencintai angin harus menjadi siut mencintai air harus menjadi ricik mencintai gunung harus menjadi terjal mencintai api harus menjadi jilat /2/ mencintai cakrawala harus menebas jarak /3/ mencintai-Mu harus menjelma aku Sampai hari ini, selalu kagum dengan puisi-puisi karya Sapardi; hanya dengan beberapa kalimat pendek ini, Sapardi sudah mampu menuliskan makna yang sangat dalam. Kapan ya, aku bisa menulis puisi seperti itu?😊

untuk bunga pukul dua

dahulu merindu pulang berarti merindu matahari bersahabat rintik yang menyejukkan gunung-gunung yang memanjakan mata; rumah yang menghangatkan rasa dengan canda tawa dan senyum orang-orang di dalamnya. hingga ketika tiba waktunya mengejar mimpi di negeri matahari begitu teriknya rintik yang berbeda dengan canda tawa yang berbeda pula yang ada dari orang-orang lain di tempat baru yang harus dijadikan rumah; kalut menjadi sedemikian menumpuk menumpuk dan menusuk-nusuk. lantas di antara tempat itu nyatanya ada yang sedemikian mengerti nyata dan mengerti hingga dijadikan sandaran lah ia mengembalikan kekuatan untuk kembali meraih mimpi; hanya saja kali itu meraih mimpi tidak perlu sendiri lagi. dan kini merindu rumah lagi-lagi terasa nyata.
may I just wonder why it happens like this and not the other way round

a promise to self

Satu bulan; dan diberi tahu Tuhan. Sudah tahu, dan sudah cukup bersyukur. Tapi kembali ke tujuan awal, bukan? Dulu semangatnya apa ke sana? Ingin membuktikan diri kalau mampu, kalau tidak semestinya dibuat begitu, bukan? Tapi nyatanya... bagaimana? Nyatanya masih kurang buktinya . Memang, tujuan awal tersebut bukanlah tujuan utama . Tapi ada baiknya tujuan awal itu tetap diusahakan, bukan? Toh, baiknya luar biasa. Atau karena memang tidak mampu? Tidak ada yang akan tahu jawabannya kalau usahanya tidak dimaksimalkan kan? Jadi, siap? Harus siap. Ya Allah, Bismillaahirrahmaanirrahiim.