2020: Tahun Penuh Makna dan Cerita (seperti setiap tahunnya)

tl;dr: Sejujurnya, tahun 2020 ini adalah tahun dengan masalah-masalah terburukku dalam hidup (hingga sekarang), tapi 2020 juga menjadi tahun yang penuh makna. Sebenarnya, justru dari masalah-masalah itulah, aku belajar untuk lebih menghargai dan mensyukuri setiap kebaikan di hidup ini.

------------------------------------------------------

Tahun 2020 ini ada banyak sekali anugerah Tuhan untukku: alhamdulillah, setelah 3 tahun berjuang dengan PTSD, akhirnya closure-nya ada di bulan Februari. Satu bulan setelah itu ada masalah yang lebih berat lagi, namun dari situ aku tumbuh jadi orang yang lebih baik. Lalu, perjuangan dengan koas ini sendiri juga luar biasa - dari yang awalnya selalu tidur di kelas, bentuk kompensasi tubuhku kalau aku nggak suka dengan sesuatu, jadi bisa lebih menoleransi bidang ini. Aku tau tidur itu kompensasi kenggak betahanku karena beneran parah banget dulu hehe, 5 menit kuliah aja langsung tidur (aku pernah begini juga beberapa tahun lalu).


Kelompok koas stase pertamaku, bedah! Sangat fun bersama Gifari, Maya, Rizky, dan tentu saja Afif! 😁 Makasih udah menoleransi kebalaanku, guys 😅

Lalu prestasi yang aku bahkan nggak pernah bayangkan sebelumnya: publish jurnal terindeks PubMed & Scopus bareng temen-temen BIMCO, menjadi co-founder & ngebangun SAC bareng teman-teman dari 70 negara, ikut berpuluh-puluh hackathon, rapat dengan senior-senior dari seluruh dunia untuk ide startup pertamaku (dan bahkan sempet nerima pemagang!), dan sekarang mulai terlibat di komunitas menulis artikel global health. Dari dulu, cita-citaku adalah untuk berkarya di ranah global - tapi aku nggak terbayang berkaryanya seperti apa. Ternyata, hanya lewat media sosial, ada banyak sekali ya yang bisa dikerjakan! Ya Allah, terima kasih atas kesempatannya.


#RethinkCOVID19 Ideathon, lomba yang kuketuai bulan Juni lalu, hasil kerja sama SAC dengan Health Literacy Zambia dan EIT Health Alumni (organisasi dari Uni Eropa). Kami berhasil menjaring peserta dan panitia dari 12 negara!

Team Amigo, timku yang memenangkan MIT COVID-19 Challenge: Latin America vs COVID-19. Ini adalah kemenanganku yang pertama kali setelah ikut 10 hackathon selama 3 bulan!

Tapi, nggak ada yang lebih penting dari pelajaran-pelajaran yang kudapat di tahun ini; untuk tetap melangkah apapun yang ada di depan mata, karena Allah & orang-orang yang benar-benar sayang aku selalu ada di sisi. Aku belajar banyak soal mengikhlaskan, kegagalan, bangkit, bekerja keras, dan cinta. Bahwa masalah itu bisa jadi nggak bisa kita ubah, tapi kita bisa ubah pandangan kita terhadap hal itu - mau jatuh terus, atau mau bangkit? Mau jadiin itu sebagai hambatan, atau sebagai kesempatan untuk berkembang? Aku juga belajar bahwa ada banyak jalan menuju Roma - kalau ada satu jalan yang dirasa tertutup karena masalah, sejatinya itu hanyalah cara Allah mengarahkan hamba-Nya ke jalan yang lebih baik menurut-Nya. Dan, bukankah Ia yang Maha Mengetahui?

2020 juga menyadarkanku untuk lebih mengambil pelajaran dari masalah-masalah yang ada di tahun sebelumnya. Looking back, it seems that I was very ungrateful of the blessings God has given me. Menarik juga ya, gimana masalah-masalah hidup seringkali mengacaukan pandangan kita. Seakan-akan jadi blur aja gitu, hal baik-baiknya - dan kita jadi fokus di masalah-masalah buruknya aja. Tahun 2017-2019, sebenarnya ada banyak sekali anugerah dari Allah yang begitu luar biasa. Salah satu yang paling bermakna, keikutsertaanku di BIMCO 2018. Kalau aku ingat-ingat masa lalu, semuanya rasanya by chance sekali; aku bahkan tau BIMCO karena di-follow oleh akun IG-nya! Lalu, begitu saja, aku urus semuanya hingga terbang ke Ukraina & bertemu teman-teman yang sangat luar biasa. Saat itu, aku sebenarnya sedang down sekali karena PTSD, jadi bisa dibilang aku sebenarnya seperti melangkah autopilot, dengan Allah menjadi pembimbing langkahku. Dari BIMCO, ada banyak sekali kesempatan yang terbuka... yang bahkan aku nggak pernah bayangkan bisa dilakukan sebelumnya. I guess that's why we should trust in God; for He knows best 😊


Teman-temanku dari BIMCO 2018 dan SAC! Masih kontakan sampai sekarang, lho, dan banyak project bareng.

Aku juga kadang terlalu terfokus dengan perlakuan orang-orang yang kurang baik padaku. Padahal, yang baik jauh lebih banyak, kok! Dan dari perlakuan yang buruk itu, sebenarnya aku belajar banyak sekali - untuk lebih selektif dalam mempercayai orang lain, lebih independen, dan lebih mencintai & menghargai yang benar-benar ada dari awal hingga kini. Terima kasih ya, kalian! You all know who you are: Fif, Ki, Dar, Nad, Cit, Din, Pey, Fon, Fer & Aqua Gelas. Thank you for caring for and supporting me despite my ups and downs. I'm truly blessed with you guys.

Lalu soal masalah-masalah yang terjadi, benar sekali bahwa itu sangat buruk dan menghancurkan hati; tapi sesungguhnya itu menguatkan, dengan berjuta pelajaran yang mendewasakan. Sekarang aku bisa lebih yakin dengan kemampuanku bertahan diterjang masalah; sekalipun pasti nanti akan ada masalah yang lebih berat lagi, seenggaknya aku udah punya sedikit bekal. Dan, aku sekarang lebih tahu bahwa Allah selalu di sisi hamba-Nya, yang sedang jauh dengannya sekalipun (semoga kita selalu dibimbing untuk mendekati Allah) 😊

Bahkan, kalau kutilik lebih jauh lagi, semua itu benar-benar yang terbaik. Contohnya, aku harus masuk kedokteran itu sepertinya sudah langkah yang Allah tetapkan - karena Allah mudahkan jalanku ke OSN 2015 dulu. Masuk FK ini bukan hanya pilihan orangtuaku - yang baru memintaku jadi dokter setelah aku menang OSN - tapi juga takdir Allah. Dan aku benar-benar tumbuh menjadi orang yang lebih baik selama perjalananku jadi dokter ini, meski di sini aku sempat terkendala PTSD, ketidaksukaanku dengan materinya, dan masalah lainnya. I honestly cannot even imagine what I'd be if I hadn't been a medical student at this university.

Sebagai penutup, kalau dulu, aku selalu berdoa semoga tahun depan akan lebih baik dari tahun ini, sekarang aku berharap agar tahun depan, akan lebih banyak lagi makna dan pelajaran hidup yang bisa kuambil. Semoga aku & kita semua lebih kuat lagi dengan apa yang menanti di masa depan, dan bisa lebih mengingat bahwa hal yang bisa disyukuri itu ada banyaak sekali; dan sekecil apapun, semuanya berharga.

"Saya meminta sesuatu kepada Allah.
Jika Allah mengabulkannya untuk saya, maka saya gembira sekali saja.
Namun, jika Allah tidak memberikannya kepada saya, maka saya gembira 10 kali lipat.
Sebab, yang pertama itu pilihan saya, sedangkan yang kedua itu pilihan Allah SWT."
- Ali bin Abi Thalib

Comments

Popular posts from this blog

Favourite Scenes in Meet the Robinsons!

20 Tips Bermain Ameba Pigg

Beda Anak Kecil sama Orang Dewasa