Lolos OSN: Kebahagiaanku, Alhamdulillaah!

Adriana, kamu lolos! Saya juga!

Aku baru saja bangun di pagi buta, bermaksud untuk melihat jam dari handphone-ku. Itu sekitar jam 4 kurang. Saat aku buka... terdapat sebuah notifikasi dari Facebook. Seorang temanku mengirim pesan dan foto.

Sepenggal kalimat itu cukup membuatku terdiam. Kaget. Gimana nggak? Lolos ke Olimpiade Sains Nasional atau OSN tingkat SMA bidang Biologi itu... impian yang hidup setiap hari di diriku sejak setahun lalu.

Oke... OSN 4 tahun ini menjadi salah satu penyumbang terbesar warna-warni hidupku. Pas aku kelas 8 SMP dulu, aku dikasih kesempatan buat jadi finalis. Masih finalis, belum medali :) aku sempet drop di situ, apalagi setelah aku mulai belajar olim SMA. Pikiranku saat itu, aku udah nyia-nyiain kesempatanku dapet medali di SMP. OSN SMA tingkat kesulitannya jauuuuuuuh di atas OSN SMP!

Tapi setahun lalu, alhamdulillah, aku dikasih kesempatan buat maju ke OSN tingkat provinsi. Saat itu, aku masih kelas 9, dan satu-satunya kelas 9 di perlombaan. Maklum, itu lombanya buat SMA, tapi kelas 9 boleh ikut. Aku jujur saat tingkat kota pesimis... dari 100 soal, aku ngasal 70, gimana mau yakin coba. Tapi Allah Maha Pemurah, aku dapet peringkat 4 dari 202 peserta OSK Bandung 2014. Yang diloloskan ke provinsi? Sembilan. Bayangin aja, peringkat 4 dari 9 terbaik yang maju ke provinsi. I felt really lucky.

Di tingkat provinsi, atau OSP... aku syok pas liat soal. Soalnya tebel banget, 25 atau 30 lembar mungkin. Pas aku buka soal pertama... kedua... ketiga... aku makin syok. Setiap soal minimal setengah halaman! Bahkan, soal pertama ngehabisin satu setengah. Aku langsung mikir, kok bisa ya aku lolos ke OSP. Aku pun ngisi dengan pengetahuanku yang seadanya. Ini jawabannya ini kali ya... ah ini aja deh... ini kali... saking ngasalnya aku, waktu 3 jam buat ngerjain 198 soal itu cuma aku pakai setengahnya.

Hasilnya... ya sesuai sama usahaku, hehe. Aku belum lolos ke nasional. Saat itu aku emang nggak berharap banyak sih, toh emang penuh sama isian ngasal gitu kan... tapi lagi-lagi, Allah memberi aku rezeki. Yang lolos emang cuma 11 orang, tapi aku cuma kurang 5.5 poin lagi untuk lolos. Aku peringkat 18! Jujur, aku masih kaget soal itu sampai sekarang. Aku ngasal loh... dan aku ke-18 dari 192 terbaik se-Jawa Barat. Betapa baik Allah sama aku.

Di sisi lain, itu juga jadi pelecut semangatku buat serius belajar. Peringkatku bisa sebagus itu, padahal... aku nggak terlalu fokus ke sana (saat itu kan, fokus semua anak kelas 9 adalah dapet nilai UN memuaskan). Berarti, aku bakal bisa dapet yang terbaik, kalau aku memberi yang terbaik juga. Aku harus belajar keras!

Kemudian, aku lulus SMP dan masuk SMA. Aku, alhamdulillaah lagi, diterima di SMA negeri terbaik kotaku, SMAN 3 Bandung. Aku pun mulai berusaha semaksimal mungkin di olimpiade. Yah, memang nggak bisa terlalu maksimal juga, karena aku harus fokus sekolah... atau undangan jadi taruhannya.

SMA-ku emang lebih fokus ke undangan, namun bukan berarti nggak merhatiin olimpiade sama sekali. Setiap tahun, sekolahku nyumbang perwakilan untuk OSN tingkat nasional. Tahun lalu 4 orang lolos, 2 kebumian, 1 kimia, 1 matematika. Iya, gaada biologi! Aku masih inget kata wakasek kesiswaanku pas aku bilang aku olim biologi, "Wah... SMA 3 belum pernah ngelolosin biologi ke tingkat nasional nih." Di situ aku terpacu, terpacuuu sekali! Aku yakin SMA 3 bisa, tapi harus selalu ada yang menjadi yang pertama, kan?

Pada seleksi sekolah, aku nggak mendapat peringkat terbaik. Aku bersyukur luar biasa, saat itu aku "hanya" mendapat peringkat 3. Itu menjadi penyebabku menambah usahaku. Pada tingkat wilayah, peringkatku cukup baik, namun tetap kurang bila targetku lolos ke OSP. Di OSK... keajaiban lagi-lagi terjadi. Saat mengerjakan soal, aku cukup keteteran. Waktu 3 jam mengerjakan 100 soal itu terasa kurang buatku. Tapi alhamdulillah, aku masih diberi kesempatan lolos.

Saat selesai OSP, aku memutuskan untuk tidak memikirkannya terlalu banyak lagi. Aku memang sudah berusaha maksimal, menurutku, tapi... yang lain berusaha lebih keras lagi. Ah sudahlah, pikirku saat itu. Yang penting aku sudah sampai ke pencapaianku tahun lalu, OSP. Jadi... saat hari pengumuman sebentar lagi, perasaanku tidak seperti saat aku menunggu pengumuman lainnya. Aku tenang-tenang saja, sekalipun "tenang" yang aku maksudkan di sini adalah tenang bila orang lain nggak mulai membahasnya. Kalau lagi dibahas sih, aku panik dan uring-uringan juga hahaha.

Alasan terbesarku uring-uringan, selain karena itu memang mimpiku... juga karena banyak orang berkata "Lolos lah" atau apa lah semacam itu. Aku nggak mau harapan mereka terhadapku ilang gitu aja. Jujur, itu beban terbesarku selama menunggu hasil OSP.

Harusnya, pengumumannya hari ini. Ada juga sih, yang bilang pengumumannya kemarin malam... tapi kemarin aku capek sekali, jadi jam 9 aku tidur. Kemudian... aku terbangun dini hari tadi. Aku belum ganti puasa, hehehe. Aku pun segera mencari hp-ku, dan hp-nya susah dicari:( seperti kataku tadi, aku mau melihat jam.

Saat aku menemukannya, notifikasi itu muncul. Setelah dibuka, ternyata itu dikirim jam 11 kurang. Aku pun segera membuka Line, dan... chat-ku sudah penuh dengan ucapan selamat. Aku... aku tidak pernah membayangkan ini. Rasanya aku bahagiaaaaa sekali, serius deh, saat itu aku segera berteriak kecil. Kubangunkan ibuku saking senangnya, "Ibu, kakak lolos!". Senang sekali rasanya aku bisa berteriak seperti itu, membanggakan orangtua dan keluargaku, jadi aku berteriak kesenangan berkali-kali. Akhirnya, sekeluargaku bangun, hehehe maaf ya Bu, Yah, De :)

Aku pun segera membuka laptopku, melihat pengumuman. Segera aku cari namaku. Ternyata... ternyata itu nyata. Aku tidak sedang bermimpi. Kebahagiaanku bertambah karena nama Jason Wijaya, teman seperjuanganku sejak OSN SMP dulu, juga ada di sana. Aku pun mencari nama itu, dan ternyata dia lolos juga. Di situ aku berteriak sekali lagi. Mimpiku memang bukan lolos OSN saja, tapi lolos bersama orang itu. Hahaha. Kebahagiaanku sempurna... double happiness, Ya Allah, alhamdulillaah. Semangat ya kita!

Nama teman-temanku yang lain juga ada di sana. Teman-teman yang aku rindukan dari karantina jaman SMP dulu. Sungguh, rasanya luar biasa. Sampai ketemu di OSN, ya! Berjuang bareng!

Di sisi lain... teman-temanku yang aku harapkan kehadirannya di OSN nanti juga banyak yang belum lolos tahun ini. Semangat ya kalian, tahun depan, tahun depan! Buat kakak-kakak kelas 11, jangan berkecil hati. Semangat UN, SNMPTN, dan SBMPTN-nya ya, Kak. Bisa bisa bisa.

Aku merasa beruntung. Sangaaat beruntung. Usahaku masih di bawah yang lain. Boro-boro deh, Campbell yang merupakan buku wajib untuk lolos OSK saja, aku belum tamat. Mungkin... baru 1%-nya yang sudah aku baca. Tapi... aku percaya, ini yang terbaik bagiku. Allah menggariskan takdir hamba-Nya, takdir yang terbaik. Sungguh, kekuatan mimpi dan doa memang luar biasa.

Aku jadi teringat ucapan kakak kelasku, baru pagi ini. "Makanya Ri, harus medali, udah ngambil jatah yang lain juga." Aku nggak tau sih, apa medali takdirku? :) Tapi aku pasti usahain yang terbaik, untuk kalian semua. Aku berjanji!

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Minta doanya ya :)

Comments

Popular posts from this blog

Favourite Scenes in Meet the Robinsons!

20 Tips Bermain Ameba Pigg

Pigg, Apaan Tuh?