Pulang

Untuk dua puluh empat.

Kuhirup udara kotaku lekat-lekat;
satu minggu telah berlalu hingga kupijakkan kembali kakiku
di stasiun ini
di tanah ini
kupejamkan mataku sejenak,
mengingat apa yang baru saja kulewati tanpa sesuatupun dapat mengganggu;
tidak dengan hiruk pikuk stasiun yang selalu saja sibuk,
dan tidak pula dengan suara sanak saudara yang saling melepas rindu.

Semuanya berkelebat dengan cepat di pikiranku, seperti teater
mimpi yang kami pasang tinggi-tinggi pada hari pertama
rasa takut yang kami bagi pada hari-hari berikutnya
kebahagiaan yang terpancar jelas dari wajah kami saat berpergian bersama;
sungguh, betapa ingin aku kembali ke sana
walau sebentar saja.

Kubuka mataku untuk memandangi orang-orang di sampingku,
yang wajahnya ada pada setiap kenangan yang kulihat tadi
ingin sekali aku habiskan waktuku bersama mereka,
satu hari
satu jam
satu menit lagi saja.

(Dan orang itu.
Dan orang itu.
Seseorang yang menyadarkanku dari lamunanku,
untuk pamit pergi terlebih dahulu...
terlalu sebentar waktu kita untuk mengenal,
sebagaimana terlalu sebentar saat kita bersama.

Tapi... mimpi yang kita bangun,
semoga tidak pernah padam.)

At last, I found a home to live.

Comments

Popular posts from this blog

Favourite Scenes in Meet the Robinsons!

20 Tips Bermain Ameba Pigg

Pigg, Apaan Tuh?