Sebuah Keluarga Baru: Pelatnas I IBO 2016 (Part 1)

Kami adalah sekelompok remaja yang bermimpi besar untuk mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional. Kami adalah ilmuwan-ilmuwan cilik dari generasi penerus bangsa yang tentunya ingin bangsanya lebih maju di kemudian hari. Kami adalah murid-murid bangsa yang dipersatukan oleh kecintaan yang mendalam terhadap suatu bidang; Biologi.

Hai. Sudah lama sekali rasanya aku ingin menulis soal ini, Pelatihan Nasional Tahap I International Biology Olympiad 2016. Iya, pelatnas! Seperti yang pernah aku tulis di sini, sebagian peserta Olimpiade Sains Nasional bidang Biologi akan mendapatkan kesempatan untuk berkompetisi kembali untuk menjadi wakil Indonesia di IBO. Pelatnas I, pelatnas yang aku ikuti, terdiri atas 30 besar OSN 2015; 15 peringkat teratas kelas 12 dan 15 peringkat teratas kelas 11. Aku termasuk yang mana? Sebagai anak akselerasi, aku memilih untuk mendaftarkan diriku sebagai kelas 12. Biar nantinya, kalau aku memang lolos ke tahap selanjutnya, itu memang karena kemampuanku dan bukan karena aku diuntungkan oleh kelasku. Sistem pelatnas biologi memang agak berbeda dari yang lain, yang lolos ke tahap berikutnya (Pelatnas II) adalah 16 terbaik yang terbagi menjadi 8 besar terbaik kelas 12 dan 8 besar terbaik kelas 11. Sulit sekali, memang, efek dari keputusanku itu... tapi tetap dapat ikut pelatnas I padahal sebagai kelas 12 cukup membuatku senang. Aku, yang seharusnya kelas 11, menjadi 15 besar kelas 12 di OSN 2015 lalu. Sungguh bangga sekali rasanya.

Awalnya, Pelatnas Biologi akan dimulai pada 27 September. Ini juga yang mempengaruhi keputusan keikutsertaanku; kalau diselenggarakannya Oktober seperti tahun-tahun sebelumnya, pelatnas akan bertabrakan dengan jadwal Ujian Akhir Semester 4-ku di aksel, atau dengan kata lain ujian kenaikan kelasku ke kelas 12. Nyatanya, pelatnas diundur menjadi 18 Oktober sampai 11 November 2015. UAS-ku bagaimana? Yah, mau bagaimana lagi, kan, aku harus susulan J aku benar-benar ingin ikut pelatnas, walau mungkin bukan untuk lolos ke tahap berikutnya.

Sebagai peserta pelatnas Biologi, aku mendapatkan tugas mingguan beberapa minggu (atau bulan) sebelum pelatnas. Tugasnya tidak hanya satu, malah aku pernah kedapatan tiga tugas berturut-turut dan deadline-nya berdekatan. Tugas mingguan ini sepertinya dibuat agar kami, para peserta pelatnas, tidak lupa dengan materi-materi olimpiade akibat jeda yang cukup panjang dari OSN ke Pelatnas. Jujur aku sempat kewalahan sekali dengan tugas-tugas ini; tugas-tugas dari sekolah, baik akademik maupun organisasi, juga sedang banyak-banyaknya. Ditambah banyak terjadinya hal yang membuat fokusku hilang selama rentang waktu itu, rasanya tugas-tugas itu benar-benar sulit. Tapi, bagaimanapun, justru tugas mingguanlah yang aku cari di kala aku jenuh dengan keseharianku. Tugas-tugasnya memintaku untuk berpikir dengan cara yang lain dari caraku, sebagai anak SMA, biasanya. Aku bisa saja diminta menjelaskan sesuatu yang sangat rumit bagi anak seusiaku dengan bahasa yang terstruktur, bahkan pernah diharuskan membuat esai ilmiah. Sulit, tapi menantang J

Jadwal Pelatnas I IBO 2016, 18 Oktober-11 November 2015
Pelatnas akhirnya tiba. Apa saja sih yang dilakukan di pelatnas? Apakah hanya belajar? Kalau menurut jadwal sih… begitu J kami pelatnas selama tiga minggu lebih tiga hari; selama itu, kami tidak libur sama sekali. Kami tetap belajar pada hari Minggu, sekalipun untungnya hanya sampai jam 12. Tiga hari pertama setiap minggu diisi dengan belajar teori; setiap hari terbagi ke dalam 5 sesi yang masing-masing diberi waktu dua jam. Kami mulai belajar pukul 8 pagi, dan (menurut jadwal) baru akan selesai jam 5 sore. Setelah itu, sesi terakhir akan dimulai jam 7 sampai jam 9 malam. Sesi ini cenderung fleksibel, maksudku, bisa diisi apa saja. Biasanya, diisi tutorial untuk membahas soal (dan kadang kala memprotes kunci jawaban tes), tapi ada hari-hari tertentu di mana sesi ini menjadi sesi belajar mandiri, atau kalau buatku sih waktu bebas. Biasanya kalau begini aku bakal pulang ke rumah atau kelas akan merencanakan jalan-jalan J Nah, selain itu, waktu malam begini kalau di pelatnas juga bisa jadi sesuatu yang sangat tidak ditunggu-tunggu… waktu tes! Bayangkan, kami harus mengerjakan soal setebal kurang lebih 50 halaman dari jam 19.30-22.30, dan hasil dari tes ini lah penentu hidup-mati kami di pelatnas. Okay, tidak sebegitunya juga sih, ada tes praktikum dan tugas juga. Tapi sungguh, tetap saja melelahkan sekali… aku suka ngantuk hehehe.

Kelas teori di Pelatnas tidak hanya diisi dengan guru
 mengajar kami, tapi juga tugas-tugas kalau gurunya
 tidak bisa datang. Pada banyak sesi bahkan kami
 diminta mempresentasikan suatu materi
 atau masalah, melatih kemampuan kami berbicara.
Kalau kata kakak pembimbingku, tes sengaja dibuat begitu karena pada pelatnas ini yang diukur bukan lagi kemampuan kami, tapi endurance. Kemampuan kami bertahan untuk tetap mengerjakan soal dengan teliti, tenang, dan cermat. Menurutku, memang itulah kualitas yang diperlukan di IBO nanti. Di IBO, para peserta tentunya merupakan orang-orang terpilih dari berbagai negara, sehingga tidak perlu diragukan lagi kemampuannya. Yang membedakan para peserta adalah bagaimana mereka bisa mengeluarkan kemampuan mereka secara maksimal saat mengerjakan soal, dan ini tentunya memerlukan kualitas yang aku sebutkan tadi.



Salah satu praktikum kami. Yang ungu itu organel
 penyimpan amilum (amiloplas) pada kentang, bagus ya J
Kamis dan Jum’at adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu para peserta pelatnas. Kelas praktikum! Bagiku kelas praktikum sangat menyenangkan, aku bisa melihat dan memakai langsung alat-alat yang biasa dipakai anak kuliah. Tentunya harus ekstra hati-hati, karena katanya alatnya sangat mahal. Selain itu, kelas praktikum juga menyatukan kelas karena kami diharuskan bekerja sama sebagai satu kelompok. Pembagian sesinya sama seperti hari-hari teori. Setelah minggu pertama praktikum, kakak-kakak pembimbing meninggalkan alat-alat praktikumnya di belakang kelas kami supaya kami bisa latihan praktikum sendiri kalau-kalau perlu. Sebagai informasi, pada saat tes kami diwajibkan melakukan semuanya sendiri, tidak dalam kelompok. Biasanya, beberapa dari kami akan berkumpul di kelas dan mulai berpraktikum saat belajar mandiri atau selesai tutorial. Ini juga mendekatkan kami, para peserta pelatnas 

Selanjutnya, Sabtu dan Minggu diisi kembali dengan kelas teori. Senangnya, tiap Sabtu malam kami diberi waktu bebas. Selama tiga mingguku pelatnas, kami sering sekali jalan-jalan. Seingatku kami selalu jalan-jalan tiap waktu ini deh, entah untuk menonton atau sekedar makan bersama. Intinya, bersama-sama J

23/30 peserta Pelatnas I IBO 2016. Biarpun kami datang untuk berkompetisi,
 kami tetap bermain bersama. Ini kami sehabis menonton film Goosebumps
 di malam Minggu pertama sejak kami pelatnas.
Tadi aku menulis bahwa aku ingin ikut pelatnas, tapi bukan untuk lolos. Iya, pelatnas tahap II jadwalnya bertabrakan dengan Ujian Praktek dan Ujian Sekolah… rasanya aku tidak akan sanggup susulan lagi, cukup susulan UAS saja. Jadi, untuk apa aku pelatnas? Pertama, untuk pengalaman yang luar biasa seperti yang aku tulis di atas tadi. Kapan lagi aku akan belajar biologiii saja setiap harinya, seperti itu? Kedua, aku juga mendapat banyak ilmu baru yang semakin membuatku senang akan Biologi. Ketiga, dan yang paling berarti untukku, untuk… hal yang akan aku ceritakan di postingan berikutnya J tunggu ya!





Comments

  1. ga bilang yah nulis blog, KZL.. btw bagus banget ri, baru pertama kali yah ngeliat kamu nulisnya ga alay bat kaya di line :) , ditungguu yah selanjutnyaa

    ReplyDelete
  2. ga bilang yah nulis blog, KZL.. btw bagus banget ri, baru pertama kali yah ngeliat kamu nulisnya ga alay bat kaya di line :) , ditungguu yah selanjutnyaa

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Favourite Scenes in Meet the Robinsons!

20 Tips Bermain Ameba Pigg

Pigg, Apaan Tuh?