nekat, memangnya siap?

Ada yang setia berlari,
ada pula yang berpaling;
namun orang-orang itu
semua memandangnya bingung
bertanya,
"Konsekuensinya berat.
Memangnya kamu siap?"

Mimpi. Aku selalu menulis soal mimpi di sini. Kalau dulu, isinya olimpiade dan olimpiade lagi. Pewarna hidupku empat tahun terakhir ini. Pembuka mataku akan apa yang benar-benar aku cintai sepenuh hati; kata orang, kalau kita memang cinta dengan suatu pekerjaan, setiap hari akan terasa seperti liburan, bukan?

Iya, aku jatuh cinta sama biologi. Pasti orang langsung terbayang begini: aku mau jadi dokter praktek yang mengabdi. Sejujurnya, ini kegalauan terbesarku selama ini. Aku dan praktek terdengar nggak sejalan aja di telingaku. Bukan passion, kalau kata orang.

Passion-ku?
...
...
Jadi ilmuwan.
Hahaha.
...
...
Serius.

Tapi maunya jadi ilmuwan yang hasil penelitiannya diaplikasikan ke manusia. Kalau kata temanku saat menyemangatiku, "Wah, ditunggu obat kankernya ya." Aku nggak bisa menahan senyumku saat mendengarnya, aamiin.

Jadi sebenernya, Adriana mau jadi apa?

Adriana mau jadi dokter.

Tapi bukan jadi dokter seperti stigma yang biasa tergambar di benak orang (termasuk aku sendiri),
Adriana mau jadi dokter peneliti.

Aamiin. Insyaallah, kalau memang jalan Allah begitu.

Sekarang pertanyaannya, di mana? Dan sungguh, di saat menentukan ini, pertanyaan inilah yang paling membuat bimbang buatku. Awalnya jelas, aku ingin di Bandung saja, biar dekat keluarga. Tapi kemudian takdir berkata lain; ada suatu kebijakan yang kurang pas buatku menurut aku dan keluarga.

Jadilah,
aku nekat.
nekat senekat-nekatnya.

Kadang masih berandai-andai, "Kalau saja maunya teknik, sepertinya sudah aman." Keadaan ini membuatku tenang saat mendaftar undangan tempo hari; saking yakinnya kemungkinannya kecil. Aku memang bukan orang yang seoptimis itu, hehe. Kadang dibanding kecewa, lebih baik tidak berharap. Kadang dibanding kecewa, lebih baik berusaha untuk mencapainya dengan cara yang lain. Bukannya tidak ingin, bukannya tidak berdoa buat berhasil. Tapi... realistis. Tapi... mempersiapkan untuk hal terburuk. Yah, apapun hasilnya nanti, pastilah itu yang terbaik.

Bismillaahirrahmaanirrahiim,
selamat berjuang, selamat belajar lebih keras lagi dibanding sebelumnya,
teman-teman dan kakak kelas yang sekarang kelas 12;
berhasil bersama, ya.

311011,
semoga memang jalannya.

"Harus siap,"
ia berujar seraya meyakinkan diri,
dalam hati,
ia rapalkan kalimat yang sama berulang kali,
"Berhasil atau tidak, itu belakangan.
Tapi kalau tidak dicoba,
mau berhasil bagaimana?"

Comments

Popular posts from this blog

Favourite Scenes in Meet the Robinsons!

20 Tips Bermain Ameba Pigg

Pigg, Apaan Tuh?