dua tahun untuk seumur hidup

Kadang suka mikir sendiri, tiga tahun sepertinya mengubah orang cukup banyak ya. Yah, karena aku masih 16 tahun, menurutku tiga tahun yang paling mengubah hidup itu... fase ini. Fase transisi dari anak kecil menjadi dewasa muda. Fase ini, putih abu-abu. Fase yang dari dulu selalu ditunjukkan menyenangkan, dengan segala cerita pertemanan, percintaan juga mungkin ya, hahaha. Ya, "ditunjukkan", karena menurutku fase ini sebenarnya lebih mengenai belajar bertanggungjawab.

Fase yang nyatanya aku putuskan untuk dipangkas menjadi dua tahun saja.

It still changes my way of living, though. A lot.

Bahkan, menurutku, kalau aku memilih tiga tahun, aku nggak akan mendapat pelajaran sebanyak ini. Yah, mungkin orang lain mendapat lebih banyak, tapi setidaknya aku masih diberi beberapa kesempatan belajar.

Di fase ini, aku menyadari bahwa apa yang aku sebut bekerja keras selama ini, ternyata masih kurang keras.

Aku menyadari betapa besar artinya nggak menyerah betapa besar pun beban yang menghadang. Bagaimana aku dulu merasa ingin berhenti saja, ingin menyerah saja, karena tidak yakin bisa melewati semuanya; segala ujian, di kala aku merasa masih sangat kurang di semuanya, tugas ini-itu yang menyita fokusku di saat aku ingin sekali menyicil segala ketertinggalan... alhamdulillah, terlewati juga. Semoga hasilnya juga memuaskan, tapi mengetahui aku berhasil tidak menyerah saja sudah cukup membuatku senang.

Aku juga mengalami langsung beberapa hal yang dulunya hanya aku dengar dari berita; sesuatu yang dulunya terasa mustahil aku alami, ternyata amat sangat dekat. Aku bersyukur sekali menghadapinya di fase ini, karena sekalipun mungkin aku belum pandai menghadapinya, setidaknya kalau suatu saat salah satu di antaranya terjadi, aku sudah akan lebih siap. Apalagi nanti, aku mungkin akan tinggal jauh dari keluargaku. Iya, insyaallah, aku tidak akan berkuliah di kota tempatku tinggal selama ini.

Aku juga mengenal rasa yang baru.

Dulu aku kira aku sudah pernah merasa sangat jatuh, nyatanya ada yang lebih lagi.

Dulu aku kira aku sudah merasa sangat kecewa, nyatanya ada yang lebih lagi.

Dulu aku kira prinsipku sudah cukup diuji, ternyata aku sama sekali belum menghadapi ujian yang sebenarnya.

Dulu.... ah, banyak :) dan semua yang di atas itu, mungkin terdengar negatif, tapi... tidak juga. Aku harap setidaknya aku bisa lebih baik menghadapi segala sesuatunya. Menerima apapun takdir yang ada, menerima segala kelebihan-kekurangan pada setiap situasi... semoga saja, ya, semoga saja kita semua dapat menjadi seperti itu :)

Tetap saja, sih... kadang kalau ingat itu semua, rasanya mau segini aja terus. Nggak, aku mau balik kecil lagi saja.

Tapi inilah hidup, bukan?

Yang mungkin memang tidak seindah itu, tapi juga tidak seburuk itu. Selalu ada banyak hal baik yang bisa dipetik dari setiap kejadian, doakan ya, semoga aku akan selalu mengingat ini :) semoga kita akan selalu mengingatnya.

Lagipula, fase ini belum berakhir untukku, bukan? Masih ada sebulan lagi, semoga hanya tinggal sebulan lagi, sebelum semuanya resmi berakhir. Sebelum fase belajar bertanggungjawab ini, benar-benar diuji hasilnya, di fase berikutnya: kuliah. Jauh dari segala zona nyaman; keluarga, teman, segala-galanya. (Semoga 311011 memang yang terbaik, ya, Adriana :)!)

Semoga sebulan ini, pelajaran yang aku peroleh, kita peroleh, dapat menjadi salah satu bekal kita menghadapi hidup sampai akhir hayat nanti.

Ya Allah, bismillaahirrahmaanirrahiim.

Selamat berjuang, yang sedang berusaha untuk masa depannya! Semoga kita sukses bersama-sama. Aamiin.
----------------
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."
- Q. S. Al-Baqarah 2:286

Comments

Popular posts from this blog

Favourite Scenes in Meet the Robinsons!

20 Tips Bermain Ameba Pigg

Pigg, Apaan Tuh?