gugur daun

ia lah dedaunan yang gugur di kala senja;
yang membiarkan diri menyatu dengan semburat kuning jingga
dan kilau mentari yang kian lama
kian redup itu

ingin ia berlari,
agar dapat menemani mentari sampai peraduan
tapi apa daya,
peraduan itu bukan tempatnya;
hingga ia hanya bisa teronggok di tanah
menunggu hingga esok hari, saat mentari muncul kembali
dan di kala itu, rasanya ia begitu berharap
waktu dapat berhenti selama-lamanya

namun takdir tidak seindah itu
ditiupkannya angin, menyapa dedaunan gugur itu
yang baru akan menutup mata, bermaksud terlelap hingga
mentari datang menyambut pagi, kemudian membangunkannya
maka angin membuatnya mengubur ingin itu
dan juga segala yang telah ada

dibawa dirinya pergi
menuju dunia di mana
mentari itu tiada lagi terlihat;
dan ia hanya bisa termenung
mencintai mentari sebagaimana yang dulu ia tahu,
seraya berharap
suatu saat nanti
takdir akan membawanya kembali
menuju apa yang dinantinya setiap hari.

Comments

Popular posts from this blog

Favourite Scenes in Meet the Robinsons!

20 Tips Bermain Ameba Pigg

Pigg, Apaan Tuh?