Saya, Gagal, Ini, dan Tuhan

Sebagaimana ujarmu dahulu,
selalu ada dua cara menyikapi sesuatu yang tidak semestinya;
bangkit atau tetap terpuruk,
dan karenanya
jangan sekali-kali terseret arus

It is funny that the other path is the one I've been thinking, I've wanted more than ever since my childhood, and that I have prepared myself not to be influenced with this path for months, yet I succeeded to be okay with my own destined path, but not with that one thing, that I became influenced a lot yesterday.

Tadinya bertanya, untuk apa ini ditunjukkan lagi ke saya? Saya merasa saya sudah cukup melihat dunia dengan pandangan yang lain. Bukannya menentang takdir, tapi saya hanya mencari-cari. Hikmahnya apa? Saya tadinya merasa dengan ditunjukkannya ini berkali-kali dalam waktu yang berdekatan, saya hanya akan menjadi skeptis bahkan pesimis akan dunia. Sekali lagi, bukan atas kehendak-Nya, tapi atas dunia.

Iya, sayalah seorang remaja 16 tahun yang sudah berpikir hidup itu penuh kesulitan.

Dulu, saya terpukul saat gagal. Sungguh, saya bersyukur diberi kegagalan berkali-kali, sampai akhirnya saya terbiasa. Sampai akhirnya orang lain melihat saya tidak peduli dengan apapun hasilnya, santai kalau kata mereka. Padahal saya peduli. Saya teramat peduli. Saya hanya tidak ingin gagal membuat saya jatuh begitu lama, menjauh dari apa yang benar, padahal pada akhirnya yang merugi karena semua itu hanyalah saya sendiri. Karena sungguh, saya pernah begitu, dan rasanya saya malah semakin terpuruk.

Ketika itu, saya tidak lagi tenang mendengar nama-Nya, saya bahkan berani mempertanyakan keputusan-Nya. Sebulan kira-kira saya begitu. Sampai saya ingat, saya mungkin gagal, tapi saya dapat banyak hal yang juga luar biasa. Dan satu yang terpenting, ialah saya jadi memiliki keinginan untuk mencintai-Nya selalu. Jadi, bukankah kegagalan saya akan lebih tidak berguna kalau saya tidak lagi menginginkan hal itu?

Baru kemarin, saya terpuruk karena ini. Lucunya saya malah tidak terlalu terefek oleh kegagalan saya, mungkin karena saya sudah mempersiapkan diri saya sejak lama untuk hal itu. Alhamdulillah, semoga mental saya dalam menghadapi kegagalan akan terus seperti ini adanya. Tapi ini, ini adalah hal yang baru bagi saya. Ini adalah hal yang saya hadapi bertubi-tubi saat ini, yang dulunya hanya saya dengar dari orang-orang, tidak pernah saya rasakan langsung. Ini membuat saya tadinya tidak yakin dapat sintas terlalu lama di sini. "Nggak akan kuat, terlalu kejam," menjadi kalimat yang saya ulang-ulang dalam pikiran saya berbulan-bulan ini.

Tapi, kalau dipikir-pikir, kalau saya sampai ditunjukkan ini oleh-Nya, berarti saya akan bisa melewatinya. Apalagi sampai berkali-kali dalam jarak berdekatan begini, berarti saya bisa saja kuat. Mental saya sedang ditempa, semoga saja hasilnya nanti, akan seperti hubungan saya dengan kegagalan kini.

Ini itu apa sih?

Biarlah tidak ada yang mengerti masalahnya apa, tapi semoga tetap ada hikmah yang bisa diambil dari tulisan ini.

Jangan terpuruk terlalu lama. Tulisan ini ada terutama untuk menjadi janji saya, pengingat saya tiap kali ini dan hal-hal tidak semestinya yang lain yang menanti saya datang. Saya yang dulu terpuruk satu bulan, saya yang kini, harus bisa mengikhlaskannya hanya dalam waktu satu hari.

Karena sesungguhnya, yang sempurna hanya Tuhan.

Dan bukankah Ia selalu ada bagi hamba-hamba-Nya? :)

Mengutip sebuah puisi yang pernah saya poskan di sini,
""Oh Allah! I told You I'm in pain
You said: "Do not despair of the mercy of Allah." (Al-Qur'an 39:53)

I told You I'm facing a lot of difficulties in life
You said: "And whoever fears Allah, He will make for him a way out." (Al-Qur'an 65:2)

I told You oh Lord! I need hope
You said: "Indeed, with hardship (will be) ease." (Al-Qur'an 94:6)

I told You I have many dreams
You said: "Call upon Me; I will respond to you." (Al-Qur'an 40:60)""

Adriana, God knows best. Jangan menjauh lagi kali ini.

Karena setidaknya, kalaupun pada akhirnya tidak dapat apa-apa, kita masih punya Yang Satu. Dan Yang Satu ini, lebih penting dari apapun.

Ialah Tuhanmu. Ialah Allah SWT.

Ya Allah, bismillaahirrahmaanirrahiim. Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang, kami memulai kembali. Jadikanlah kami selamanya mencintai-Mu, apapun yang menanti kami ke depannya. Aamiin ya Allah, aamiin Ya Rabbal aalamiin.

Comments

Popular posts from this blog

Favourite Scenes in Meet the Robinsons!

20 Tips Bermain Ameba Pigg

Pigg, Apaan Tuh?